Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kerang Pisau (Solen sp.) dan Kerang Simping (Placuna placenta)

Ika Rochmawati(1), Muslimin Ibrahim(2), Reni Ambarwati(3),


(1) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
(2) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
(3) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri ekstrak kerang pisau dan kerang simping dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji berdasarkan zona jernih yang terbentuk dan menentukan jenis ekstrak kerang yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Kerang pisau yang diperoleh dari Pantai Talang Siring Madura dan kerang simping yang diperoleh dari Lamongan diekstrak dengan menggunakan metode ekstraksi bertingkat dengan tiga pelarut,. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan, yaitu pemberian kontrol negatif (akuades), kontrol positif (kloramfenikol), ekstrak heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol kerang pisau serta ekstrak heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol kerang simping. Data yang diperoleh berupa diameter zona jernih, dianalisis dengan analisis varian satu arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa ekstrak etil asetat dan metanol kerang pisau serta ekstrak heksana, etil asetat, dan metanol kerang simping menunjukkan aktivitas antibakteri dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus aureus FNCC 0047 dan Escherichia coli FNCC 0091. Ekstrak etil asetat kerang pisau terbukti menunjukkan aktivitas antibakteri paling baik, yaitu menunjukkan diameter zona jernih paling besar dibanding dengan ekstrak-ekstrak yang lain. Ekstrak etil asetat kerang pisau mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan membentuk zona jernih sebesar 32,10 ± 0,17 mm, sedangkan pada bakteri Escherichia coli ekstrak etil asetat kerang pisau mampu menghambat pertumbuhannya dengan zona jernih yang terbentuk sebesar 32,06 ± 1,07 mm.

This research aimed to test the antibacterial activities of the extracts of razor clams and window-pane oyster and determine the extract that can inhibit the growth of tested bacteria optimally based on clear zones formed. Razor clams collected from Talang Siring Beach, Madura and window-pane oyster collected from Lamongan. They were extracted using multilevel extraction method using three organic solvents. Antibacterial activities assay were carried out using completely randomized design with eight treatments. All assays were conducted in triplicate. The treatments were negative control (aquades), positive control (100% of chloramphenicol in aquades), hexane extract, ethyl acetate extract, and methanol extract of each razor clams and window-pane oyster. Diameters of inhibiton zone (clear zone) were analyzed using one way analysis of variance and followed by Duncan’s test. The results revealed that ethyl acetate and methanol extracts of razor clams as well as hexane, ethyl acetate, and methanol extracts of window-pane oyster showed antibacterial activities. These mean they can inhibit the growth of Staphylococcus aureus FNCC 0047 dan Escherichia coli FNCC 0091. Ethyl acetate extract of razor clams showed the highest antibacterial activity, the maximum zone of inhibition (32.10 ± 0.17 mm) was observed against Staphylococcus aureus and the maximum zone of inhibition (32.06 ± 1.07 mm) was observed against Escherichia coli.

Keywords

antibacterial activity; extracts of razor clams; extracts of window pane; oyster; clear zone

Full Text:

PDF

References

Adriyani R dan Mahmudiono T. (2012). Kadar Logam Berat Cadmium, Protein dan

Organoleptik pada Daging Bivalvia dan Efektivitas Perendaman Larutan

Asam Cuka. Surabaya: Universitas Airlangga

Babar GA, Pande A, dan Kulkarni GB. (2012). Bioactive potential of some intertidal

molluscs collected from Mumbai coast, West coast of India. Asian

Pacific Journal of Tropical Biomedicine S1060-S1063.

Carpenter EK dan. Niem VH. (1998). The Living Marine Resources of the Western

Central Pacific. Volume I Seaweeds, corals, bivalves and gastropods. Rome:

Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Chandran B, Rameshkumar G and Ravichandran S. (2009). Antimikrobial Activity

from the Gill Extraction of Perna viridis (Linnaeus, 1758). Global Journal of

Biotechnology & Biochemistry 4 (2): 88-92, 2009.

Nurjanah IL, dan Abdullah A. (2011). Aktivitas Antioksidan dan Komponen

Bioaktif Kerang Pisau (Solen spp). Ilmu Kelautan September 16(3): 119-124.

Rahayu DI. (2010). Prinsip Pengobatan. (Online) diakses melalui

http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/prinsip-pengobatan pada tanggal 23

April 2014.

Ritmaleni S, Mintariyanti B, Wulandari E, dan Purwantini I. (2013).

Antibacterial Activity of Tetrahydropentagamavunon-0 (THPGV-1) and

Tetrahydropentagamavunon-1 (THPGV-1). Journal of Natural Sciences

Research 3(11): 12-18.

Sugesh S dan Mayavu P. (2013). Antimicrobial Activities of Two Edible Bivalves M.

meretrix and M. casta. Pak. J. Biol. Sci., 16(1): 38-43.

Yulianty R, Rante H, Alam G, dan Tahir A. (2011). Skrining dan Analisis KLT

Bioautografi Senyawa Antimikroba Beberapa Ekstrak Spons Asal Perairan

Laut Pulau Barang Lompo, Sulawesi Selatan. Majalah Obat Tradisional, 16

(2): 88-94.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.