PENDIDIKAN SAINS: IBADAH UNTUK MELESTARIKAN KEMAMPUAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG PEMBANGUNAN

Kasmadi Imam Supardi

Abstract

Human beings are special and chosen creatures. Special from their body composition, and chosen because thei are given the duty as leaders to prosper the Earth. As a leader, human beings are given the intelligence and by using their intelligence they are able to master science. The application of science is technology. Technology can be used to preserve their environmental ability, which means with science and technology human beings can prosper the Earth, but vice versa there are science and technology applications which bring harm to the environment, if it is not build based on religious values. In developing the nature, human beings cannot preserve the environment or preserving the environmental balance, because ecologically the use of natural resources for the development is a disturbance itself towards the environmental balance. Therefore, the one thing that human beings can preserve is the environmental ability to support the development as well as a better living. In order to do so, it is substantially important to have human beings who are capable of managing the environment, those who posses a loving character as well as scientific knowledge about nature.



Manusia adalah makhluk istimewa dan makhluk pilihan.  Istimewa dalam susunan tubuhnya, dan makhluk pilihan karena diberi tugas sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Sebagai khalifah, manusia diberi akal dan dengan akalnya manusia bisa menguasai sains. Aplikasi sains adalah teknologi. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk melestarikan kemampuan lingkungan, artinya dengan sains dan teknologi, manusia bisa memakmurkan bumi, namun bisa sebaliknya, ada aplikasi sains dalam teknologi yang bisa merusak kemampuan lingkungan, jika tidak didasari oleh nilai-nilai agama. Dalam pembangunan di alam, manusia tidak bisa melestarikan lingkungan atau melestarikan keseimbangan linkungan, karena secara ekologi penggunaan sumber daya alam untuk pembangunan adalah gangguan terhadap kesetimbangan lingkungan. Jadi, yang bisa dilestarikan oleh manusia ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan dan tingkat hidup yang lebih baik. Untuk itu diperlukan manusia pengelola lingkungan yang baik, yakni mereka yang memiliki akhlak yang baik dan memiliki pengetahuan tentang sumberdaya alam yang memadai.

Keywords

Science education; environment; conservation

Full Text:

PDF

References

Departemen Pendidikan Nasional. 2003: Undangundang

Republik Indonesia nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta

Ditjen Pendidikan Tingggi. 2003: Higher Education Long Term Strategy. Jakarta: Depdiknas.

Imaduddin. M.A. 2002: Islam Sistem Nilai Terpadu. Gema Insani, Jakarta

Mulyani. S.E.S. 2006: Pendidikan Lingkungan di Sekolah Dasar dengan Pendekatan Partisipatif dan Pemodelan untuk menumbuhkan perlaku Ramah Lingkungan. Rampaian Orasi Ilmia Guru Besar Universitas Negeri Semarang

Nasution. A.H. 1996: Pengantar ke Ilmu-ilmu Pertanian,

Cetakan keenam. Jakarta: Pustaka Putera PintarNusa.

Oliva P.F. (1992): Supervision for To Days School 2nd Edition, New York and London: Longman, Inc.

Sidi, I.D. 2003: Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina dan Logos Wacana Ilmu

Soemarwoto. Otto.1992: Analisis Dampak Lingkungan. cetakan kelima. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Supardi. K.I. 2003. Termodinamika. Semarang: Fakultas Matematika dan IPA Unnes

Sutjipto. 2004. “Implikasi Penjamin Mutu dalam Penyelenggaraan Pendidikan†Makalah Seminar Nasional Era Baru Pendidikan Indonesia 19 Mei 2004, Unnes S e m arang

Yoesoef, Daoed, 2000. “Sumbangan Pengetahuan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kepada Masyarakatâ€. Makalah Seminar MIPA 2000 ITB Bandung

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.