Logika Intertekstual, Dekonstruksi, dan Simulasi dalam Karya Seni Rupa Posmodern: Studi Kasus pada Karya Redesain Kaos Cenderamata Obyek Wisata Religi Demak

Mujiyono Mujiyono(1),


(1) Dosen Jurusan Seni Rupa, FBS Unnes, Semarang

Abstract

Salah satu strategi redesain cenderamata kaos di obyek wisata religi Demak untuk dapat diterima selera pengunjung adalah melalui pengemasan simbol budaya lokal dalam gaya kontemporer. Tujuan penulisan ini melakukan analisis desain kaos hasil redesain kaos cenderamata obyek wisata religi Demak berdasarkan logika estetika posmodern. Hasil analisis menunjukkan bahwa desain kaos lebih menggunakan logika intertekstual, dekonstruksi, dan simulasi dalam mengolah simbol (idiom, sign) lokal untuk dipadukan dengan simbol kekinian dalam rangka menampilkan gaya posmodern. Intertekstual dilakukan dengan memadukan ikon masa lalu atau tradisi (Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak) dengan ikon masa kini (Doraemon, Superman, Batman, dan Ironman) sehingga menjadi kesatuan daur ulang yang menarik. Dekonstruksi adalah membongkar makna asli (innate meaning) sign masa lalu dan masa kini sehingga yang terjadi dan muncul adalah bentuk yang maknanya justru berperlawanan dari makna yang telah pakem atau terstruktur berdasarkan logosentrisme. Simulasi adalah logika untuk selalu mereplika terhadap realitas yang ada (simbol masa lalu dan masa kini) tetapi bukan untuk mewakili realitas yang diacunya akan tetapi dengan sengaja mereduksi nilai realitas yang diacunya sehingga menjadi realitas atau sign yang sama sekali baru dan sekedar perayaan. Tujuaan ketiga strategi tersebut adalah menghasilkan desain bergaya posmodern yang unik, hidup, dan dinamis dengan ciri pastiche, kitsch, camp, dan schizophrenia.

Keywords

Sign;Intertekstual;Dekonstruksi, Simulasi;Cenderamata Demak;

Full Text:

PDF

References

Adams, LS. 1996. The Methodologies of Art an Introduction. New York: Harper Collins Publishers.

Cassirer, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia, Terjemahan Alois A Nugroho. Jakarta: PT Gramedia.

Cavallaro, Dani. 2001. Critical And Cultural Theory, Yogyakarta: Niagara

Chernyshevsky, N.G. 2005. Hubungan Estetik dengan Realitas, Terjemahan Samanjaya. Bandung: Ultimus.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Feldman, Edmund Burke. 1967. Art As Image and Idea. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice Hall, Inc.

Piliang, Yasraf Amir. 1998. “Realitas Baru Estetik Perspektif Seni dan Desain Menuju Abad 21” Seni: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan VI/01 Mei 1998.

Soedarso, Sp. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI.

Sudjiman dkk. 1992. Serba Serbi Semiotika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filasafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Sunardi, ST. 2004. Semiotika Negativa. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.

Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zoet, Art Van. 1993. Semiotika: Tentang Sign, Cara Kerjanya dan Apa Yang Kita Lakukan Dengannya. Terjemahan Ani Soekawati, Jakarta: Yayasan Sumber Agung.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.