Peningkatan Kualitas Garam Bledug Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3

Khoironni Devi Maulana(1), Muhammad Mu'min Jamil(2), Priyus Eka Manunggal Putra(3), Rahmawati Rahmawati(4), Baiti Rohmawati(5),


(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang
(3) Universitas Negeri Semarang
(4) Universitas Negeri Semarang
(5) Universitas Negeri Semarang

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai peningkatan kualitas garam bledug kuwu menggunakan metode rekristalisasi. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas garam bledug kuwu menjadi garam konsumsi. Kualitas garam ditinjau dari kadar NaCl yang terkandung dalam garam. Peningkatan kualitas dilakukan melalui pemurnian menggunakan metode rekristalisasi. Rekristalisasi dilakukan dengan bantuan bahan pengikat pengotor. Bahan pengikat pengotor yang digunakan yaitu CaO, Ba(OH)2, dan (NH­4)2CO3. Garam bledug kuwu dilarutkan kedalam air panas kemudian ditambahakan bahan pengikat pengotor yang terakhir diuapkan pelarutnya sehingga berbentuk kristal. Terbentuk kristal garam sebanyak 4,3175 g dan didapatkan rendemen sebesar 86,35 %. Kadar kemurnian garam ditentukan melalui metode titrasi menggunakan AgNO3. Didapatkan hasil kadar kemurnian garam sebelum dan setelah rekristalisasi berturut-turut 78,92% dan 89,44 %. Garam mengalami peningkatan kemurnian sebesar 10,52 % dan belum memenuhi standar mutu garam SNI.

Keywords

Garam Bledug Kuwu; NaCl; Rekristalisasi

Full Text:

PDF

References

Bahrudin. dkk. 2009. Penentuan rasio Ca/Mg optimum pada proses pemurnian garam dapur. Jurnal Natur. 30(1):11-18.

Indriyanti, D. R., Fauzi, B. A., & Maretta, Y. A. 2017. The pathogenicity of entomopathogenic nematodes against Spodoptera exigua. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, 12(24), 7161-7164

Indriyanti, D. R., Widiyaningrum, P., Slamet, M., & Maretta, Y. A. 2017. Effectiveness of Metarhizium anisopliae and Entomopathogenic Nematodes to Control Oryctes rhinoceros Larvae in the Rainy Season. Pakistan journal of biological sciences: PJBS, 20(7), 320-327.

Ketentuan SNI Nomor 01-4435-2000. Kriteria garam berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI) No. 02-3556-2000.

Muryati. 2008. Pemisahan dan Pemanfaatan Bitern Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Garam. Buletin Penelitian dan Pengembangan Industri No. 2/Vol.II/Februari Semarang.

Nurhidayati. L. 2007. Spektofotometri derivatif dan aplikasinya dalam bidang farmasi. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.5(2): 93-99.

Parmin, Sajidan, Ashadi, Sutikno, & Maretta, Y. A. 2016. Preparing Prospective Teachers in Integrating Science and Local Wisdom through Practicing Open Inquiry. Journal of Turkish Science Education, 13(2), 3-14

Rositawati. dkk. 2013. Rekristalisasi Garam rakyat dari daerah demak untuk mencapai SNI garam industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(4): 217-225.

Wisnu B. dan Kusumayanti H. 2006. Perbaikan proses iodisasi garam dengan sistem injeksi di Kabupaten Pati. Gema Teknologi. 15(2):78-80

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Khoironni Devi Maulana, Muhammad Mu'min Jamil, Priyus Eka Manunggal Putra, Rahmawati Rahmawati, Baiti Rohmawati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
The journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License