EKSPLOITASI EKONOMI DAN SEKSUAL PARA PENARI LENGGER

Eka Septianingsih(1),


(1) Jl. Bong Cina No. 13 Sumpiuh, Banyumas, Indonesia 53144

Abstract

Awalnya kesenian lengger digunakan dalam upacara-upacara ritual di pedesaan serta upacara-upacara yang berkaitan dengan kesuburan. Saat ini kesenian lengger lebih mengarah pada fungsi hiburan dan komersial. Hal ini membuat penari lengger rentan terhadap eksploitasi baik secara ekonomi maupun seksual. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana bentuk pertunjukan lengger; bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan penari lengger;  bagaimana bentuk eksploitasi yang dialami oleh penari lengger; dan apa respon penari lengger tentang tindakan eksploitasi itu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan analisis data interpretatif. Lokasi penelitian di desa Selanegara, Sumpiuh, Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa unsur yang terkait dengan bentuk pertunjukan lengger, yaitu: pemain, gerak, iringan musik, tata rias dan busana, serta tempat pementasan. Citra negatif penari lengger biasanya diasosiakan dengan gerakan tari yang erotis sehingga dapat memancing pelecehan, seperti diraba, dicolek, dipeluk dan dicium oleh para pengibing. Bentuk eksploitasi ekonomi terjadi karena tuntutan ekonomi sehingga mendorong para penari mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang.  Perlakuan tidak senonoh dari penonton merupakan bagian dari resiko profesi yang harus dijalani. Fenomena ini diharapkan dapat mendorong masyarakat dan pemerintah untuk melindungi para pelaku kesenian dari tindakan eksploitasi.


Originally lengger is performed in ceremonies and rituals in rural ceremonies associated with fertility. Currently the performance of lengger has more entertainment and commercial functions. This makes the dancers vulnerable to exploitation lengger both economically and sexually. The objectiveof this study is to explore the form of lengger show, forms of exploitation experienced by dancers lengger, and the responses of the lengger dancer towards exploitation. Research methods used are qualitative approach, with interpretive data analysis. Research was done in the village Selanegara, Sumpiuh, Banyumas. The results show that there were some elements associated with this form lengger performances, namely: players, body movement, music, makeup and fashion, as well as staging. The negative image normally rise from lengger dancer’s erotic movements, which are responded by various form,s of abuse, such as touched, poked, hugged and kissed by pengibing. Economic exploitation occurs due to the economic demands so that the dancers exploit her body to get money. Dances of Lengger are very prone to sexual and economic ebuse. This phenomenon should encourage the public and the government to rethink how to to protect the dancers from exploitation.

Keywords

Lengger dancers; Sosio-economic exploitation.

Full Text:

PDF

References

Hadi, Y.S. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indriyanto. 2001. Kebangkitan Tari Rakyat Di Daerah Banyumas. Harmonia Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni. 2 (2): 60-66.

Irianto, S. 2005. Perdagangan Perempuan Dalam Jaringan Narkoba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Priyadi, S. 2003. Beberapa Karakter Orang Banyumas. Jurnal Bahasa Dan Seni. 31 (1): 30-48.

Ratih, E.M. & Lestari, W. 2005. Citra Wanita dalam Pertunjukan Kesenian Tayub. Harmonia: Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni. 6 (2)

Sagala, V. dan Rozana E. 2007. Memberantas Trafiking Perempuan dan Anak. Bandung : Pojok 85.

Sosan, I. 2010. Peran ganda ibu rumah tangga yang bekerja sebagai tukang ampelas kerajinan ukir. Jurnal Komunitas. 2 (2): 30-39.

Sunaryadi. 2000. Lengger: Tradisi dan Transformasi. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

Suraji, R. 2006. Religiusitas Tarian Lengger Desa Gerduren Kecamatan Purwojati Banyumas. Akademika, Jurnal Kebudayaan. 4 (1): 56-72.

Tukiran, & Kosasih, A.D. 2007. Tanggapan Guru Sekolah Dasar Terhadap Pelaksanaan Pelajaran Muatan Lokal Budaya Banyumasan Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 8 (2): 60-85.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.