UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA MINANGKABAU RAGAM NONFORMAL PADA KOMUNITAS SENI SAKATO DI KOTA YOGYAKARTA

Shintia Dwi Alika(1), Fathur Rokhman(2), Haryadi Haryadi(3),


(1) Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(3) Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat yang penutur aslinya adalah suku Minangkabau. Komunitas Seni Sakato merupakan komunitas yang berasal dari suku Minangkabau yang cukup aktif dan berpengaruh di Kota Yogyakarta. Walaupun berada jauh dari daerah asalnya Sakato tetap menggunakan bahasa Minangkabau di tengah masyarakat bersuku Jawa. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang upaya pemertahanan bahasa kajian sosiolinguistik. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan wawancara. Upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dianalisis menggunakan teori Miles dan Huberman (pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan). Berdasarkan hasil analisis data, upaya pemertahanan bahasa Minangkabau ragam nonformal pada Komunitas Seni Sakato di Kota Yogyakarta meliputi upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam kegiatan seni, upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam bidang sastra, upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam keluarga dan upaya pemertahanan bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.

Minangkabau language is one of the regional languages in Indonesia originating from West Sumatra whose native speakers are Minangkabau tribe. Sakato Art Community is a community that originated from the Minangkabau tribe who is quite active and influential in Yogyakarta City. Despite being away from his home region Sakato still uses the Minangkabau language in a Javanese tribal community. This makes the researcher interested to examine efforts to preserve the language of sociolinguistic studies. This research is descriptive qualitative. The data collection method used is the method of referring and interviewing. Effort to preserve Minangkabau language were analyzed using Miles and Huberman’s theories (data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing). Based on the data analysis, effort to preserve the non-formal Minangkabau language in Sakato Art Community in Yogyakarta City include efforts to preserve Minangkabau language in art activities, efforts to preserve minangkabau language in the field of literature, efforts to preserve minangkabau language in the family and efforts to preserve Minangkabau language in daily life day.

Keywords

Language preservation, Minangkabau language, effort to preserve Minangkabau language, sakato art community.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.