TINJAUAN KRITIS SERAT NITIK SULTAN AGUNG SEBAGAI SUMBER SEJARAH

Yoland Prahastya Fionerita(1), Kundharu Saddhono(2), Djoko Sulaksono(3),


(1) Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
(2) Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
(3) Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Abstract

This paper describes the historical aspect contained in Serat Nitik Sultan Agung (SNSA). This description is important for SNSA to be used as a reference in historical studies. SNSA tells about the history of Mataram when ruled by Sultan Agung. The researcher analyzed the historical elements contained in Serat Nitik Sultan Agung by hermeneutic method and historiographic study. The result of this research is that the story which in Serat Nitik Sultan Agung contains historical facts. The story written in the SNSA is a real historical story and can be proved by the characters, settings and events that exist in the manuscript really exist. But in it there are also aspects of the myth that aims to give the legitimacy of Sultan Agung as ruler of the Kingdom of Mataram.

 

Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan aspek kesejarahan yang terdapat dalam Serat Nitik Sultan Agung (SNSA). Uraian ini penting dilakukan agar SNSA dapat digunakan sebagai acuan dalam kajian kesejarahan. SNSA menceritakan tentang sejarah Mataram ketika diperintah oleh Sultan Agung. Peneliti menganalisis unsur-unsur historis yang terdapat dalam Serat Nitik Sultan Agung dengan metode hermeneutik dan kajian historiografis. Hasil penelitian ini adalah bahwa cerita yang dalam Serat Nitik Sultan Agung mengandung fakta-fakta historis. Cerita yang tertulis dalam SNSA merupaka cerita yang sejarah yang nyata dan dapat dibuktikan dengan tokoh, setting dan peristiwa yang ada dalam naskah benar-benar nyata ada. Akan tetapi di dalamnya ada pula aspek mitos yang bertujuan untuk memberi legimitasi Sultan Agung sebagai penguasa Kerajaan Mataram.

 

Keywords

History, Serat Nitik Sultan Agung, Intertextual

Full Text:

PDF

References

Abdullah, Taufik. 1990. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Alwi, Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Damono, Sapardi Djoko dkk. 2004. Babad Tanah Jawi Buku VI. Jakarta: Amanah Lontar.

De Graaf. H. J. 1987. Disentegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Grafitipers dan KITLV.

De Graaf, H.J. 1986. Puncak Kekuasaan Mataram Politik Ekspansi Sultan Agung. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Grafitipers dan KITLV.

Eviana. 2016. “Arti Historis Prasasti Patakan dalam Jejak Airlangga di Lamongan”. Avatara, 4 (2).

Habsari, Novi Triana. 2016. “Arti Penting Historiografi dan Metodologi Dalam Penelitian Sejarah”. Agastya, 6 (1).

Handoko, Hani T. 2003. Manajement. Yogyakarta: BPFE.

Kamidjan. 2007. Historiografi Pengantar Ilmu Sastra Sejarah. Surabaya: FBS Unesa

Kartodirdjo, Sartono. 1988. Pengantar Sejarah Indonesia: 1500-1900. Jakarta: PT Gramedia

Lubis, Nina Herlina dkk. 2016. “Rekonsruksi Kerajaan Galuh Abad VIII-XV”. Paramita Historical Studies Jouenal, 26 (1): 9-22.

Museum Radya Pustaka. 1619. Serat Nitik Sultan Agung. Surakarta: Museum Radya Pustaka.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Purwadi. 2010. Sejarah Raja-raja Jawa. Jakarta: Ragam Media.

Subaidi. 2016. “Konsep Pendidikan Islam dengan Paragdigma Humanis”. Nadwa Walisongo, 10 (1).

Sudibyo. 2015. “Paku Alam V: Sang Aristo- Modernis dari Timur”. Paramita Historical Studies Journal, 25 (1).

Sulistiyono, Singgih Tri. 2016. “Historiografi Pembebasan: Suatu Alternatif”. Agastya, 6 (1).

Sunaryadi. 2013. “Serat Madu Tata Krami dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter”. Litera, 12 (1).

Suprapto. 2013. “Revitalitas Nilai-Nilai Kearifan Lokal Bagi Upaya Resolusi Konflik”. Walisongo, 21 (1).

Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Bogor: Nusa Indah.

Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Wieringa, E. 1993. “A Nitik Sultan Agung or Serat Cariyosipun Dewi Ambararini in the Hendrik Kraemer Insitute atOegstgeest and its babon in the Museum Sonobudoyo at Yogyakarta.” Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 149 (1): 154-158.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.