Motif Batik Belimbing: Kajian Sumber Ide dan Makna Simbolis

Afifah Nur Fauzia(1), Muh Fakhrihun Na'am(2),


(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui sejarah munculnya penciptaan motif Batik Belimbing khas Demak. 2) Mengkaji sumber ide dari motif Batik Belimbing khas Demak, dan 3) Mengetahui apa saja makna simbolis yang terkandung di dalam motif Batik Belimbing khas Demak. Data diperoleh menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi didukung pedoman berdasarkan fokus penelitian. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sumber ide terciptanya motif Batik Belimbing khas Demak terinsiprasi dari kondisi alam daerah Demak, yakni buah belimbing dan sisik ikan. Batik Demak dikenal mempunyai motif-motif batik yang memvisualisasikan tentang keanekaragaman potensi alam terutama hasil bumi yang terdapat di Demak. 2) Sejarah munculnya motif Batik Belimbing khas Demak Motif batik Belimbing Demak dimulai sejak abad ke-6 silam. Pada saat itu kerajaan Islam pertama yang ada di Pulau Jawa yang didirikan oleh Raden Fatah berada di Demak.  Makna simbolis yang terkandung dalam motif Batik Belimbing khas Demak adalah: (1) Jumlah sisi belimbing yang lima merupakan sebuah amalan yang dapat mengantarkan masyarakat Demak mencapa keselamatan dunia dan akhirat, yaitu menjalankan rukun Islam, dimana sholat lima waktu ada di dalamnya. (2) Motif glagahwangi bermakna bahwa sebagai manusia Demak harus terus memberikan manfaat dan berguna meskipun diremehkan dan dinafikan orang lain. (3) Motif Bintoro Aji berarti manusia harus berkerja keras. Bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Selain itu juga bersyukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang diberikan. 4) Motif Blimbing Jingga melambangkan kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif, agresif, bersaing, memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat. 5) Motif Sigaran Jambing Bledegg artinya memberi sebuah simbol keberanian, kekuatan dan energi, juga gairah untuk melakukan tindakan (action).

Keywords

Motif batik belimbing; sumber ide; makna simbolis

Full Text:

PDF

References

Ardiansyah, K & Martubi. (2016). Variasi Motif Batik Minahasa. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial. 1(4), 230-231.

Cassier, W. (2015). 60 Tahun Gabungan Koperasi Batik Indonesia. Koperasi Pusat Gabungan Koperasi Batik Indonesia. Batik Design. Singapore. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 4(5), 7-10.

Davinci & Maryati, (2011). Analisis Industri Batik di Indonesia. Fokus Ekonomi. 7(3), 9.

Ekaning, B. (2017). Recent Future Research in Consumer Behavior : A Better Understanding of Batik as Indonesian Heritage. Journal Proquest Research Library, Researchers World. 4(4), 340-345.

Fakhrihun, M. (2018). Kearifan Lokal Motif Batik Semarang Sebagai Ide Dasar Model Kreatif Desain Kaus Digital Printing. Jurnal Teknoboga. 6(1), 3-4.

Hamzuri, K. (2016). Motif Batik Klasik. Jurnal Tata Busana. 2(3), 65-67.

Herusatoto, B. (2005). Simbolisme dalam Budaya Jawa. Hanindita Graha Widiya, Yogyakarta, cet V.

Irsyada, Y., Daridiri, & Sugandi. (2018). Qualitative Research Practice: A Guide for Social Science Student and Researchers. Journal of Transnational Management. 6(8), 1002-1004.

Ismail, R. (2013). Makna Simbolik Motif Batik Sidomukti Yogyakarta. Jurnal Filsafat. 23(2), 88-90.

Iswadi, E. (2017). Tinjauan Sosial Terhadap Berkurangnya Tenaga Pembatik Pada Industri Batik. Journal of Economi Education. 1(1), 3-5.

Na’am, F. (2019). Riau Malay Traditional Clothes: Functional, Symbolic, Aesthetic, and Cluster State Studies. International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE), 8(1), 9-10.

Narbuko, C. (2018). On being Indegenous: An Essay on the Hermeneutics of ‘Cultural Identity. Journal of Human Development Switzerland. 56(2), 83097.

Prawira, T. (2018). Pendidikan Tinggi Seni Rupa Dalam Wacana Global. Jurnal Imajinasi. 3(5), 109-110.

Sholikhah, Y. (2017). Re-invasi Batik dan Identitas Indonesia di Arena Pasar Global. WIDYA. 1(2), 12.

Steelyana, U. (2012). Batik as a Cultural Identity of the Yoruba: Hand Colouring Techniques and Applications Possibility of Adaptations. Journal of Arts, Science and Commerce. 32(3), 360-361.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tulasi, T. (2015). Culture and Identity: The history, Theory and Practice of Psychological Anthroplogy. Journal Philobiblon. 24(4), 189-190

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.