KEANEKARAGAMAN SPESIES MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI KREO SEHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN TPA JATIBARANG
Main Article Content
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas air Sungai Kreo Semarang ditinjau dari keanekaragaman spesies makrozoobentos. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi. Penetapan titik sampel dengan purposive sampling pada tiga titik pengamatan untuk tujuh stasiun pengamatan. Penetapan titik sampel didasarkan pada terwakilinya gambaran keadaan perairan sungai, masukan buangan ke dalam sungai, dan rona lingkungan sekitar. Pengambilan sampel diambil dengan alat pengeruk sederhana dan saringan makrozoobentos kemudian hasil yang diperoleh diidentifikasi jenisnya dan dihitung jumlah individu per jenis, sehingga diketahui nilai Indeks Keanekaragaman. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Indeks Keanekaragaman makrozoobentos di tujuh stasiun tergolong rendah sampai sedang (0,37-1,08), sehingga kualitas air di Sungai Kreo sehubungan dengan keberadaan TPA Jatibarang tergolong dalam perairan yang tercemar sedang sampai berat
Â
The purpose of this research is to know the quality of the waters of the Kreo River Semarang in terms of diversity of macrozoobentos species. Method used in this research was exploration, the determination of the sampling method of sample point with purposive sampling in the three the points of observation on seven stations. The determination of sample point is based on the image of the state of the river, discharge input into the river, and hue the surrounding community. Samples were taken with a simple scoop and then filtered the results obtained macrozoobenthos species were identified and counted the number of individuals per species. The results will be used to determine the value of diversity index. Based on the results of this study it was concluded that diversity index of macrozoobenthos in seven stations was low to moderate (0.37 to 1.08), so the water quality in the Kreo River with respect to the presence of TPA Jatibarang classified in the polluted waters was moderate to severe.
Article Details
References
Hendrasarie, N. & Cahyarani. (2008). Kemampuan self purification Kali Surabaya ditinjau dari parameter organik berdasarkan model matematis kualitas air. J Ilmiah Teknik Lingkungan 2(1): 1-11.
Minggawati, I. (2013). Struktur komunitas makrozoobentos di perairan Rawa Banjiran Sungai Rungan, Kota Palangka Raya. J Ilmu Hewani Tropika 2(2): 64-67.
Nilasari, P.R., Kumaedi & Supriyadi. (2011). Pendugaan pola sebaran limbah TPA Jatibarang dengan menggunakan metode Geolistrik. J Pendidikan Fisika Indonesia 1(1): 1-5.
Rahayu, S., Widodo, R.H., van Noordwijk, M., Suryadi, I. & Verbist, B. (2009). Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestry Centre.
Roy, S. & Gupta, A. (2010). Molluscan diversity in River Barak and its Tributaries, Assam, India. Assam University Journal of Science and Technology: Biological and Environmental Sciences. 5(1): 109-113.
Tessitore, U.S. (2010). Effects of eutrophication on benthic life within the littoral zone of freshwater lakes. Int. J. Envir. Sci. 1(4): 685-696.
Ulfah, Y., Widianingsih, Zainuri, M. (2012). Struktur komunitas makrozoobenthos di perairan wilayah Morosari desa Bedono kecamatan Sayung Demak. J. Marine Research. 1(2): 188-196.
Zutkifl, H. & Setiawan, S. (2011). Struktur Komunitas makrozoobentos di kawasan perairan sungai Musi Pulokerto sebagai instrumen biomonitoring. J. Natur Indonesia 14(1): 95-99.