Pengembangan Budidaya Perikanan Produktif Berkelanjutan Sistem IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture) (Studi Kasus di Kep. Karimunjawa, Jepara)
Main Article Content
Abstract
Indonesia as a maritime country and the largest archipelago in the world whose marine area includes ZEEI (5.8 million km2) or 75% of its total area, and is surrounded by 95,181 km coastline, the aquaculture sector still needs to be developed to the optimum achievement. One of the right solutions towards productive and sustainable cultivation practices is the application of the Tiered Round Floating Nets Karamba (KJABB) with the Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) method. The IMTA system is a cultivation practice with more than one species of biota that have an ecological mutualistic relationship as a food chain in the same area/system at the same time. Cultivation of the IMTA system allows farmers to obtain several cultivation products in the same area without increasing the area of the cultivation. The KJABB-IMTA application has been successfully used for integrated Cantang grouper aquaculture with white snapper, seaweed, starfish and sea cucumbers in the P. Menjangan Besar area, Kep. Karimunjawa, Jepara Regency. In addition to increased productivity, this application has succeeded in suppressing the potential for environmental disturbances, specifically the organic enrichment of aquaculture activities. The aim of this research is to increase national production capacity by developing and applying the IMTA cultivation system in the integrated biomonitoring KJABB to increase productivity, product quality, and create a healthy and sustainable cultivation environment and provide knowledge (transfer of knowledge) in the form of Appropriate Technology to the cultivating community in the Kep area. Karimunjawa through the dissemination of research results and assistance to the community of farmers/SMEs.
Keywords: sea cultivation, KJABB and IMTA system, Budidaya laut, KJABB, dan sistem IMTA.
Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia yang wilayah lautnya termasuk ZEEI (5,8 juta km2) atau 75% total wilayahnya, dan dikelilingi 95.181 km garis pantai, namun sektor perikanan budidaya belum optimal. Salah satu solusi yang tepat menuju praktik budidaya produktif dan berkelanjutan adalah penerapan Karamba Jaring Apung Bulat Bertingkat (KJABB) dengan metode Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA). Sistem IMTA merupakan praktik budidaya dengan lebih dari satu spesies biota yang memiliki hubungan mutualistik secara ekologis sebagai sebagai satu rantai makanan pada area/sistem yang sama dalam waktu yang bersamaan. Budidaya sistem IMTA memungkinkan pembudidaya mendapatkan beberapa produk budidaya pada area yang sama tanpa menambah luasan area budidaya. Aplikasi KJABB-IMTA telah berhasil digunakan untuk budidaya ikan kerapu cantang terintegrasi dengan kakap putih, rumput laut, bintang laut, dan teripang di kawasan P. Menjangan Besar, Kep. Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Selain produktivitas meningkat, aplikasi ini telah berhasil menekan potensi gangguan lingkungan, khususnya pengayaan organik dari aktivitas budidaya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional dengan mengembangkan dan mengaplikasikan budidaya sistem IMTA pada KJABB terintegrasi biomonitoring untuk peningkatan produktivitas, kualitas produk, dan terciptanya lingkungan budidaya yang sehat dan berkelanjutan dan memberikan pengetahuan (transfer knowledge) berupa Teknologi Tepat Guna kepada masyarakat pembudidaya di kawasan Kep. Karimunjawa melalui diseminasi hasil penelitian dan pendampingan terhadap masyarakat pembudidaya/UMKM.
Kata kunci: sea cultivation, KJABB and IMTA system, Budidaya laut, KJABB, dan sistem IMTA.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.