EKTOPARASIT PADA ORDO ARTIODACTYLA DI TAMAN MARGASATWA SEMARANG
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ektoparasit yang terdapat pada Ordo Artiodactyla di Taman Margasatwa Semarang. Jenis hewan dari Ordo Artiodactyla yang digunakan ada 5 jenis (Sapi Bali, Nilgae, Kijang, Rusa Tutul dan Rusa Timor). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 September-23 Oktober 2013. Ektoparasit yang ditemukan dari hasil penyapuan dengan sikat dan sweepnet di kandang dan tubuh mamalia Ordo Artiodactyla Taman Margasatwa Semarang terdiri dari dari 2 ordo yaitu Ordo Diptera meliputi spesies Stomoxys sp, Chrysomya megacephala, Haematobia sp, Tabanus sp, Musca domestica dan Ordo Anoplura meliputi spesies Linognathus sp. Pada Sapi Bali di Taman Margasatwa Semarang pada tubuhnya ditemukan luka-luka serta keropeng yang sudah kering dan terdapat luka terbuka berdarah di pundak, bahu, leher, dan punggung. Hal ini dapat mengganggu ketenangan sapi karena iritasi yang ditimbulkannya dan luka tersebut merangsang datangnya lalat seperti Stomoxys sp dan Haematobia sp. Keterdapatan kutu Linognathus sp pada mamalia Ordo Artiodactyla di Taman Margasatwa Semarang relatif sedikit sehingga peranannya sebagai ektoparasit masih belum terlihat besar dampaknya.
Â
The aim of this research was identifying the ectoparasites found on the Order of Artiodactyla in Semarang Zoo. There are five types of animals used in this reasearch (Balinese cow, Nilgae, Antelope, Spotted Deer and Elk East ). This study was conducted on 23 September – 23 October 2013. Ectoparasites were acquired by brushing and sweeping using sweepnet tools in the cage and on the body of mammals of the order of Artiodactyla in Semarang Zoo. The ectoparasites obtained are 6 types, consisting of 2 orders, 4 families and 6 species. The results of the study showed that 6 types of ectoparasites are found in two order; the order of diptera that includes species of Stomoxys calcitrans, Chrysomya megacephala, Haematobia irritans, Tabanus sp, Musca domestica and the order of anoplura includes species Linognathus sp. In the case of Balinese Cow in Semarang Zoo, there were dried wounds and scaps found on the body and several opened bleeding sores were frequently discovered on the shoulder, neck and back. Those wounds may disturb the calm of cows because they cause irritation and the bleeding wounds have attracted flies such as Stomoxys calcitrans and Haematobia irritans. The existence of Linognathus sp ticks in the Order of Artiodactyla mammals in Semarang Zoo is relatively small so that its role as ectoparasites is not considered to cause significant impact.
Article Details
References
Borror JD, Triplehorn CA & Johnon NF. 1992. SeranggaEdisiEnam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Colwell DD & Rayner CH. 2002. Linognathus vituli (Anoplura: Linognathidae): population growth, dispersal and development of humoral immune responses in naȉve calves following induced infestations. Veterinary Parasitology 108 (2002) 237–246.
Dendo FT. 2003. Lalat Penghisap Darah (Haematobia exigua de Meijere, 1903) pada Sapi Sumba Ongole dan Musuh Alaminya. (Skripsi). Bogor: IPB.
Edo H. 2013.Taman Margasatwa Semarang.Online athttp://kebunbinatangsemarang.com/.html[diakses tanggal 5 maret 2013].
Estuningsih SE. 2007. Stephanofilariasis (Kaskado) pada Sapi. Wartazoa 17 (4) : 172-177.
Hadi UK &. Soviana S. 2010. EKTOPARASIT : Pengenalan, Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor: Lab. Entomologi IPB.
Iskandar T. 2005. Gambaran Agen Parasit pada Ternak Sapi Potong di Salah Satu Peternakan di Sukabumi. Lokakarya Nasional Ketersediaan IPTEK dalam Pengendalian Penyakit Stategis pada Ternak Ruminansia Besar. Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner.
Kasworo A, Izzati M & Kismartini. 2013. Daur Ulang Kotoran Ternak Sebagai Upaya Mndukung Peternakan Sapi Potong Yang Berkelanjutan di Desa Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang, Hlm 306-311.
Lembaga Biologi Nasional-LIPI. 1983. Binatang Parasit. Bogor: LBN-LIPI.
Levine ND. 1994. Textbook of Veterinary Parasitology. Terjemahan. Edisi kedua Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Lilies SC. 2003.Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Maryanto I. 2008. Mamalia Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Jakarta: Lipi-Press.
Mulato S, Widyotomo S & Suharyanto E. 2008. Produksi Biogas dari Limbah Ternak. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Natadisastra D & Agoes R. 2009. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.
Noble ER & Noble GA. 1989. Parasitologi : Biologi Parasit Hewan. Terjemahan drh. Wardiarto. Edisi kelima. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Saka IK. 2011. Karakteristik Sapi Bali di Rumah Potong Denpasar. (skripsi). Denpasar: UDAYANA.
Semiadi G & Nugraha RTP. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Bogor: Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Setiadi MA, Sa’id G, Achjadi RK & Purbowati E. 2012. Sapi dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sihombing JM. 2010. Karakteristik Rusa Sambar. Medan: UNSU.
Subronto. 2003. Ilmu penyakit Ternak (Mamamlia). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suwandi. 2001. Mengenal Berbagai Penyakit Parasitik pada Ternak. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Bogor: Balai Penelittian Ternak.
Soviana S, Gunandini DJ & Akib S. 1994. Studi Inventarisasi Lalat Penyebab Miasis (Diptera : Calliphoridae) di Tiga Wilayah Peternakan Sapi Pedaging di Jawa Barat. Laporan Penelitian IPB.
Widodo H. 2013. Parasitologi Kedokteran. Yogyakarta: Medika.
Zein MSA & Saim A. 2001. Populasi, Pola Pertumbuhan dan Ektoparasit Rusa Timor (Cervus timorensis macassaricus Heude, 1896) di Padang Savana Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Propinsi Sulawesi Tenggara. Biota 6 (1): 9-16.