Proses Kreasi Tari Alusu’ sebagai Tari Penyambutan di Kabupaten Bone

  • Fitrya Ali Imran Prodi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
  • Agus Cahyono Prodi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
  • Tjetjep Rohendi Rohidi Prodi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  menggambarkan proses kreasi sebagai tari penyambutan di Kabupaten Bone. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data secara menyeluruh menggunakan prosedur analisis Miles dan Huberman yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan, untuk teknik analisis tari menggunakan prosedur Jannet Adshead yaitu Discerning dan Describing. Hasil penelitian ditemukan bahwa proses kreasi dilakukan pada tahun 2005 oleh koreografer Abdul Muin, dan dibantu oleh Andi Youshand selaku budayawan dan Andi Mappasissi selaku pemangku adat dalam hal menemukan ide. Melalui proses kreasi yakni eksplorasi, improvisasi dan komposisi, tari Alusu’ terbentuk menjadi delapan ragam gerak di antaranya, Mappakaraja, Sere Alusu’, Sere Bibbi’, Sere Mangkok, Sere Massampeang, Sere Maloku, Sere batita, dan Pabbitte. Gerakan yang dihasilkan dengan karakter gaya gerak Abdul Muin sebagai penari Bissu, dan dipengaruhi oleh keadaan geografis Kabupaten Bone, sehingga menghasilkan gerak yang lebih dinamis. Di sisi lain, elemen pendukung tari Alusu’ seperti musik iringan, kostum, tata rias, properti, dan desain lantai disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

This study aims at describing creation process as a welcoming dance in Bone Subdistrict. This study is qualitative in nature. The data are collected through observations, interviews, and documentations study. The data analysis techniques apply Miles and Huberman’s procedures, starting from data collection; data reduction; data presentation; and data verification or drawing conclusion. Meanwhile, dance analysis techniques utilize Jannet Adshead’s ones which are discerning and describing. The results show that creation process was done in 2005 by Abdul Muin as the choreographer, collaborated with Andi Youshand as cultural observer and Andi Mappasissi as local custom leader in finding ideas. Through the creation process covering exploration, improvisation, and composition, Alusu’ dance was formed in eight moves that are Mappakaraja, Sere Alusu’, Sere Bibbi’, Sere Mangkok, Sere Massampeang, Sere Maloku, Sere batita, and Pabbitte. The moves are characterised by the style of Abdul Muin’s as Bissu dancer, also influenced by Bone’s geographical condition, which finally make those more dynamic. Besides, some other additional elements such as music, costume, make up, properties, and floor design are adjusted by current people’s need.

Published
2017-08-25
Section
Articles