RAGAM HIAS PADA INTERIOR ARSITEKTUR MASJID ASTANA SULTAN HADLIRIN MANTINGAN, KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA
Abstract
Masjid Mantingan memiliki keunikan-keunikan ragam hias pada interior arsitektural, yang jarang ditemui di masjid-masjid lain di Indonesia. Atas dasar hal tersebut, maka permasalahan penelitian ini : (1) Bagaimana rancangan ruang Masjid Mantingan?; (2) Apa saja dan bagaimana ragam hias dinding yang ada dalam desain interior ruang Masjid Mantingan, Jepara?; dan (3) Bagaimana estetika dan makna ragam hias pada ruang Masjid Mantingan, Jepara? Dalam penelitian ini data primernya adalah Arsitek Masjid Mantingan, sedangan data sekundernya adalah berbagai kepustakaan, berupa buku, jurnal, koran, dan majalah. Pengumpulan data dilakukan dengan : obsevasi / pengamatan; wawancara; studi dokumen. Metode Pemeriksaan Keabsahan Data:Trianggulasi sumber; dan Triangulasi metode. Teknik Analisis Data:Reduksi data. Penyajian data. Menarik kesimpulan/verifikasi. Ukiran pada dinding Masjid yang terbuat dari batu padas kuning bermotif Cina, banyak terdapat ukir-ukiran dan rumah-rumahan yang bercorak Cina.
Â
Mantingan Mosque extravagance decoration on the interior architecture, which is rarely found in other mosques in Indonesia. The uniqueness of the decoration on the interior architecture Mantingan mosque is also not out of the histori city of the surrounding conditions. With a variety of uniqueness and historical values that surrounded it. On the basis of this, there search is taking the problem: (1) How does the structure of mosque architecture Mantingan?; (2) How does a decorative wall in the form of interior design form Mantingan Mosque, Jepara? ; and (3) How decorative and architectural significance Mantingan Mosque reflect acculturation? In this study the data were Architect Mantingan Mosque primary, while secondary data is a wide range of literature, such as : books, journals, newspapers, and magazines. Data Collection: kinds of observations/Observations; interview; Study Document. Examination Methods Data Validity : Triangulation source; dan Triangulasi methods. Data Analysis Techniques: Data reduction. Presentation of data. Draw conclusions/verification. The carvings on the walls of the mosque were made of rocks yellow patterned China, there are many carvings and as well as the houses are patterned China.
References
Abdul Rochym, 1983, Sejarah Arsitektur Islam, Bandung: Angkasa.
Aceh, Abubakar, 1955. Sejarah Masjid, Banjarmasin.
Al-Faruqi, Isma’il, dan Lois Lamya Al-Faruqi, 2001, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, diterjemahkan oleh Ilyas Hasan, Bandung: Mizan.
Al Qurtuby, Sumanto, 2003, Arus Cina-Islam-Jawa, Jogjakarta: Inspeal Ahimsakarya Press.
Ambary, Hasan Muarif. 1991. Makam-Makam Kesultanan dan Para Penyebar Islam di Pulau Jawa. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Geertz, Clifford, 1992, Tafsir Kebudayaan, diterjemahmahkan oleh F. Budi Hardiman. Yogyakarta: Kanisius.
Graaf, H.J. de., & Pigeaud, 1985, Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, Peralihan dari Majapahit ke Mataram, Jakarta: Grafitipers.
________, 2007, Ratu kalinyamat: Biografi Tokoh Wanita Abad XVI dari Jepara, Pemerintah Kabupaten Jepara dan Pusat Penelitian Sosial Budaya, Lembaga Penelitian Undip bekerjasama Penertbit Jeda.
Ismudiyanto dan Parmono Atmadi, 1987, “Demak, Kudus and Jepara Mosque, A study of Architectural Syncretismâ€, Laporan Penelitian Laboratorum Sejarah Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kaplan, David, dan Robert A. Manners, Teori Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Noe’man, Ahamad, “Arsitektur Islamâ€, dalam Jabrohim dan Saudi Berlian, 1995, (penyunting), Islam dan Kesenian, Majelis Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan, hal. 73-86.
Nasr, Seyyed Hossein, 1994, Spiritualitas dan Seni Islam, diterjemahkan oleh Sutejo, Bandung: Mizan.
Rohendi, Tjetjep Rohendi, 2011, Metodologi Penelitian Seni, Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Soekmono, R., 2006, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3, Yogyakarta: Kanisius.