ESTETIKA TERBANG HADROH NUURUSSA’ADAH DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL
Abstract
Musik rebana atau musik terbang berasal dari bentuk-bentuk musik yang bercirikan Islam yang ada sebelumnya. Permainan terbang hadroh merupakan perkembangan dari permainan musik terbang yang ada sebelumnya, terbang samproh, qasidah dan terbang balo-balo. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan bentuk pertunjukan dan estetika terbang hadroh “Nuurussa’adah†di desa Kalisapu. Dalam permainannya kesenian terbang hadroh dibagi menjadi enam bagian yaitu: pembuka atau tawasul, menyanyikan lagu, pembacaan sholawat, menyanyikan lagu, makhalul kian, dan 6 do’a atau penutup. Nilai estetika terbang hadroh mencakup beberapa unsur yang meliputi wujud atau rupa, bobot atau isi dan penampilan atau penyajian. Dalam kesenian bobot merupakan sesuatu yang dapat ditangkap panca indra. Bobot merupakan apa yang bisa dirasakan dari wujud kesenian. Musik terbang hadroh berbentuk ansambel campuran, dan mudah dipahami karena menggunakan bait-bait, penggunaan alat musik pada kesenian terbang hadroh lebih sederhana walaupun jumlah alat musiknya lebih banyak, Pola ritme yang berulang-ulang dan inovasi bahasa, menumbuhkan rasa nyaman dalam mendengarkan musik terbang hadroh, dan merangsang kepada setiap pendengar dan penonton untuk ikut mengikuti alunan musik terbang hadroh.
Â
Mantingan Mosque extravagance decoration on the interior architecture, which is rarely found in other mosques in Indonesia. The uniqueness of the decoration on the interior architecture Mantingan mosque is also not out of the histori city of the surrounding conditions. With a variety of uniqueness and historical values that surrounded it. On the basis of this, there search is taking the problem: (1) How does the structure of mosque architecture Mantingan?; (2) How does a decorative wall in the form of interior design form Mantingan Mosque, Jepara? ; and (3) How decorative and architectural significance Mantingan Mosque reflect acculturation? In this study the data were Architect Mantingan Mosque primary, while secondary data is a wide range of literature, such as : books, journals, newspapers, and magazines. Data Collection: kinds of observations/Observations; interview; Study Document. Examination Methods Data Validity : Triangulation source; dan Triangulasi methods. Data Analysis Techniques: Data reduction. Presentation of data. Draw conclusions/verification. The carvings on the walls of the mosque were made of rocks yellow patterned China, there are many carvings and as well as the houses are patterned China
References
Ali, Matius. 2002. Seni Musik. Jakarta. Penerbit Airlangga.
Sachari, Agus. 2002. Estetika, Makna, Simbol dan Makna. Bandung : Penerbit ITB.
Sinaga, Syahrul Syah, 2002. “Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah : Sebuah
Kajian Musikologisâ€, Tesis pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada.
…………………….., 2006. Fungsi dan Ciri Khas Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah. Harmoni Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol. VII No. 3/ September-Desember 2006.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metode Penelitian. Semarang : Penerbit Cipta Prima
Nusantara.
Djelantik, AAM. 1999. Estetika, Sebuah Pengantar. Bandung : Penerbit MSPI.