Abstract

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah perbedaan tingkat penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental ditinjau dari kelas sosial. Beberapa kasus yang terjadi adalah orang tua kelas sosial tinggi menolak kehadiran anak yang mengalami retardasi mental. Idealnya, orang tua apapun kelas sosialnya bisa menerima dengan baik bagaimanapun keadaan anaknya. Penerimaan orang tua adalah suatu keadaan dimana orang tua memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap anak, dan menghargainya tanpa membeda-bedakannya. Anak retardasi mental adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan berupa kemampuan IQ yang kurang dari 70.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan tingkat penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental ditinjau dari kelas sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif. Subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak retardasi mental di SLBN Semarang. Diperoleh 38 subjek yang terbagi menjadi 5 subjek kelas sosial atas, 16 subjek untuk  kelas sosial menengah dan 17 untuk kelas sosial bawah. Metode pengumpulan data menggunakan angket kelas sosial dan skala penerimaan orang tua sebanyak 50 item. Hasil uji validitas dengan korelasi product moment diperoleh 34 aitem valid dengan kisaran koefisien validitas dari 0,339 sampai dengan 0,702. Hasil uji reliabilitas dengan rumus alpha cronbach diperoleh koefisien reliabilitasnya 0,870. Hasil analisis data dengan teknik Mann Whitney menunjukkan z=0,271 dengan  P=0,787.  (P>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental ditinjau dari kelas sosial menengah dan kelas sosial bawah. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa kelas sosial yang berbeda tidak membuat penerimaaan orang tua terhadap anak retardasi mental ikut berbeda. Penyebabnya adalah tingkat kemampuan beradaptasi orang tua yang baik terhadap keadaan anak, dan penerimaan diri orang tua sendiri.  Peneliti menyarankan kepada orang tua agar lebih meningkatkan penerimaan mereka terhadap anak, karena penerimaan akan kehadiran anak akan sangat membantu dalam proses perkembangan anak. Saran bagi peneliti selanjutnya, pengambilan responden penelitian secara lebih luas, dan lebih memperhatikan faktor lain yang juga mempengaruhi penerimaan orang tua.