Fenomena Banjir Rob di Kota Semarang Sebagai Sumber Belajar

Main Article Content

Hana Torba Gultom
Juhadi Juhadi
Ananto Aji

Abstract

The research objective is to find out the phenomenon, impacts, efforts of the community and the
government in dealing with tidal flooding in the city of Semarang, and organizing the material of
the tidal flood phenomenon in the city of Semarang as a learning resource. The sample area was
taken using a purposive technique, namely the Genuk District, North Semarang, and Tugu. The
sample of the community and the school to test the feasibility of the non-textbook using purposive
sampling technique. Data analysis techniques using qualitative descriptive. The results of this study
indicate (1) the total area of Semarang City is 37,370 ha while the total area of threat, vulnerability,
capacity, and risk of rob flood is 5,000, 72 ha (2) The impact of rob on the worst built environmental
aspects is the environment becomes 100% dirty, social aspects of population namely material losses
as much as 100%, built environmental aspects that damage road networks and damage to private
vehicles as much as 100% (3) Government efforts to control rob are divided into 3 regions, namely
West Semarang, Central Semarang, and East Semarang, while , community efforts to deal with rob
vary according to household economic conditions.


Tujuan penelitian untuk mengetahui fenomena, dampak, upaya masyarakat dan
pemerintah dalam menghadapi banjir rob di Kota Semarang. Sampel wilayah diambil
menggunakan teknik purposive yaitu wilayah Kecamatan Genuk, Semarang Utara, dan
Tugu. Sampel masyarakat dan sekolah untuk menguji kelayakan buku nonteks
menggunakan teknik sampling purposive. Teknik analisis data menggunakan deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Total luas wilayah Kota Semarang
37.370 ha sedangkan total luas ancaman, kerentanan, kapasitas, dan risiko banjir rob
yaitu 5.000, 72 ha (2) Dampak rob pada aspek lingkungan terbangun terparah yaitu
lingkungan menjadi kotor sebanyak 100%, aspek sosial kependudukan yaitu kerugian
material sebanyak 100%, aspek lingkungan terbangun yaitu merusak jaringan jalan dan
rusaknya kendaraan milik pribadi sebanyak 100% (3) Upaya pemerintah sebagai upaya
pengendalian rob dibagi menjadi 3 wilayah yaitu Wilayah Semarang Barat, Semarang
Tengah, dan Semarang Timur sedangkan, upaya masyarakat menghadapi rob beragam
disesuaikan keadaan perekonomian rumah tangga.

Article Details

Section
Articles