Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori Primissima Menggunakan Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Lailatul Maghfiroh
Widowati Widowati

Abstract

Pewarnaan kain untuk tekstil dapat dilakukan dengan menggunakan zat pewarna alami (ZPA) dan zat pewarna sintetis (ZPS. Bahan yang dipilih pada penelitian ini adalah limbah kulit buah naga merah, kulit buah naga merah mengandung antosianin yang berpotensi memberikan warna merah hingga biru sehingga berpotensi digunakan sebagai zat pewarna alami tekstil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi limbah kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) untuk pencelupan kain mori primissima serta mengetahui hasil ketuaan warna, ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun, penodaan terhadap kain putih dan ketahanan luntur warna terhadap sinar matahari. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah mordan tawas, kapur tohor, dan tunjung. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah ketuaan warna, ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun, penodaan terhadap kain putih dan ketahanan luntur warna terhadap sinar matahari. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ekstraksi panas dengan konsentrasi 750 gr dan air 7,5 liter, kain yang digunakan adalah mori primissima dengan konstruksi benang 1194 x 94 dan nomor benang CM 50 dengan ukuran 40 x 40 cm, lama pencelupan 30 menit dengan frekuensi pencelupan sebanyak 6 kali dan waktu mordanting selama 30 menit. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah uji laboratorium meliputi uji ketuaan warna, ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun, penodaan terhadap kain putih dan ketahanan luntur warna terhadap sinar matahari. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil uji laboratorium. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil ketuaan warna paling gelap pada mordan tunjung dengan R% 8,91, hasil uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun menunjukkan mordan tawas dan kapur tohor menghasilkan nilai 3-4 dengan kriteria cukup baik dan mordan tunjung dengan nilai 4  dan lebih baik dari pewarnaan dengan mordan tawas maupun kapur tohor, hasil uji penodaan terhadap kain putih menunjukkan hasil baik dengan 4-5 pada mordan tawas dan kapur tohor dan nilai 4 pada mordan tunjung, pengujian ketahanan luntur warna terhadap sinar matahari menunjukkan hasil rata-rata baik dengan nilai 4 pada mordan tawas dan kapur tohor dan nilai 4-5 pada tunjung. Simpulan dari penelitian ini adalah kualitas ketuaan warna pada ketiga mordan menujukkan kriteria tua dan rata-rata hasil uji ketahanan lunutr yang baik.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##