Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Main Article Content

Indah Mulyani Rahayu

Abstract

ABSTRAK


            Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang sepanjang tahun 2019 menjadi kasus kebakaran tertinggi di Jawa Tengah sebanyak 450 kasus dengan kerugian Rp84,5 milyar. SMK Negeri 3 Semarang pernah mengalami kebakaran tahun 2018 dengan kerugian sebesar Rp 30.000.000,- yang menghanguskan sebuah mobil di bengkel otomotif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kesiapsiagaan bencana kebakaran di SMK Negeri 3 Semarang.


            Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dan menggunakan metode kualitatif melalui proses observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber informasi berasal dari data primer dan data sekunder dengan menggunakan teknik sampel yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan wawancara.


            Hasil menunjukkan bahwa prosentase komunitas sekolah pada masing-masing parameter memiliki nilai, yaitu kebijakan 83,38%, pengetahuan 85,24%, rencana tanggap darurat 58,09%, peringatan bencana 82,05%, dan mobilisasi sumber daya 62,35%.


            Indeks tingkat kesiapsiagaan bencana kebakaran pada komunitas sekolah sebesar 72,12 berada rentang level sedang. Sedangkan  untuk tiap komponen dibagi menjadi beberapa diantaranya sekolah (S1) dengan nilai 66,4 level kesiapsiagaan sedang, guru (S2) dengan nilai 84,01 level kesiapsiagaan tinggi, dan siswa (S3) dengan nilai 68,73 level kesiapsiagaan sedang.


ABSTRACT


Semarang City is the capital of Central Java Province on 2019 became the highest fire case in Central Java, with 450 cases with a loss of IDR 84.5 billion. SMK Negeri 3 Semarang experienced a fire on 2018 with a loss of IDR 30,000,000 which burned a car in an automotive repair shop. The purpose of this study was to determine the description of fire disaster preparedness at SMK Negeri 3 Semarang.


This type of research is descriptive research, and uses qualitative methods through the process of observation, interviews and documentation studies. Sources of information come from primary data and secondary data using a sampling technique, namely purposive sampling. The research instruments used in this study were questionnaire sheets and interviews.


The results show that the percentage of the school community in each parameter has a value, namely 83.38% policy, 85.24% knowledge, 58.09% emergency response plans, 82.05% disaster warning, and 62.35% resource mobilization.


The index for the level of fire disaster preparedness in the school community was 72.12 in the medium level range. Whereas for each component it is divided into several, including schools (S1) with a score of 66.4 at the moderate level of preparedness, teachers (S2) with a value of 84.01 at a high level of preparedness, and students (S3) with a score of 68.73 at a moderate level of preparedness.

Article Details

How to Cite
Rahayu, I. (2020). Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Sekolah Menengah Kejuruan. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(Special 1), 306-314. https://doi.org/10.15294/higeia.v4iSpecial 1.40410
Section
Articles