http://journal.unnes.ac.id/sju/hp/issue/feed Historia Pedagogia 2024-01-18T16:05:22+07:00 Syaiful Amin [email protected] Open Journal Systems <p><strong>Historia Pedagogia starting in 2024 migrates to better secure from various unwanted things, including journal hacking and so on. To submit, the author please visit the new website page of our journal at the link<a href="https://journal.unnes.ac.id/journals/hp" target="_blank" rel="noopener">&nbsp;https://journal.unnes.ac.id/journals/hp</a></strong></p> <p><strong><em>MIGRATION OFFICIAL STATEMENT&nbsp;<a href="https://drive.google.com/drive/folders/1980A0R8NA3En1577jOx6NI3mWJxsNawB?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">HERE</a></em></strong></p> <p>Historia Pedagogia [P-ISSN 2301-489X | E-ISSN 2684-9771] is a journal that contains manuscripts of research or conceptual articles in the field of historical education. It covers various topics such as the history of historical education, historical education policies, processual aspects of historical learning, and learning innovations. The articles in this journal are published twice a year, in May and November (2 issues per year), and are published by Universitas Negeri Semarang.</p> <p>Abstracting and Indexing: <a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=zZ8q25AAAAAJ&amp;hl=en">Google Scholar</a>, <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/26573" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a></p> http://journal.unnes.ac.id/sju/hp/article/view/77164 Design of the INARA (Inclusive and Gender Responsive Historia) Application: Accentuating Inclusive and Gender-Responsive History Learning 2024-01-15T16:40:03+07:00 Kemala Khoeronisa [email protected] Uswanur Rachman F. Wahid [email protected] Muzakki Bashori [email protected] Vriska Nanda Putri Siregar [email protected] <p>This article aims to elaborate on the initial development of the historical learning application design, INARA (<em>Inclusive and Gender Responsive Historia</em>). The authors gathered data from literature reviews, including journal articles and online media, which were analyzed using a SWOT approach. The study's results showcase examples of inclusive and gender-responsive features in this application, such as games, quizzes, QR codes, and comics focusing on female heroes in Indonesia. The application is also designed with specific features to support differently-abled students in learning history. It is hoped that INARA can become a creative, engaging, and critical medium for history learning at school levels. Its innovative design and inclusive features make a valuable contribution to the scholarly discourse in education. This article is expected to enrich the understanding of utilizing technology to support inclusive and gender-responsive history learning. As part of further development efforts, INARA is anticipated to become a progressive educational solution supporting various learning needs.</p> <p><strong><em>Keywords: history, application, learning, inclusive, gender responsive</em></strong></p> 2024-01-15T16:31:32+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unnes.ac.id/sju/hp/article/view/78863 Way Out Labirin Ki Gede Sebayu sebagai Game Edukasi Pendidikan Karakter 2024-01-17T08:00:31+07:00 Aghnunizza Fadhillah Juniswara [email protected] Imada Cahya Septiyaningsih [email protected] <p>Indonesia saat ini sudah berada di era Revolusi Industri 4.0, dimana pelajar sudah tidak asing lagi dengan kemajuan teknologi khususnya <em>game.</em> Namun sayangnya, pelajar masih belum bisa menempatkan diri dan menggunakan teknologi secara bijak. Akibatnya, banyak pelajar yang “kecanduan <em>game</em>”. Jika hal ini dibiarkan maka pendidikan karakter pelajar akan terancam. Melalui pendidikan sejarah, diharapkan mampu memberikan angin segar bagi para pelajar karena sejarah merupakan salah satu bagian penting untuk menjadi identitas dan penguat bangsa. Tetapi faktanya, pembelajaran sejarah masih dianggap membosankan bahkan dianggap tidak penting. Realita ini tentu menggeser keberadaan sejarah lokal yang masih belum jelas kedudukannya di dalam kurikulum. Padahal, nilai-nilai yang terkandung di dalam sejarah lokal dapat dijadikan acuan guna mengimplementasikan pendidikan karakter. Salah satu contohnya adalah sejarah Lokal Ki Gede Sebayu yang merupakan bupati pertama dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Tegal. Berdasarkan konteks permasalahan yang dikaji, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan dan observasi, dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai sejarah Ki Gede Sebayu. <em>Game Edukasi Way Out Labirin Ki Gede Sebayu</em> diharapkan menjadi solusi alternatif agar pelajar mengenal sejarah lokal di daerahnya sendiri. Melaui <em>game</em> labirin yang sudah <em>familiar</em> di kalangan pelajar, dapat menjadi pemantik tersendiri agar mereka tetap mempelajari sejarah dengan cara yang asik dan tidak membosankan.</p> <p><strong>Kata Kunci: <em>Game</em> Edukasi, Pendidikan Karakter, Sejarah Lokal</strong></p> <p><em>Indonesia is currently experiencing the era of Industrial Revolution 4.0, wherein students are no longer unfamiliar with technological advances, especially in the realm of gaming. Unfortunately, many students struggle to position themselves and use technology wisely, leading to a significant number becoming "addicted to games." If this trend is allowed to persist, it poses a threat to students' character education. It is hoped that through history education, a breath of fresh air can be provided for students, as history plays a crucial role in shaping identity and strengthening the nation. In reality, however, learning history is still often considered boring and even deemed unimportant. This perception, in turn, affects the status of local history in the curriculum, which remains unclear. The values embedded in local history can serve as a reference for implementing character education. One illustrative example is the local history of Ki Gede Sebayu, the first regent who played a significant role in the history of Tegal Regency. Given the context of the problem under study, this research adopts a qualitative descriptive method based on literature review and observation to delve deeper into the history of Ki Gede Sebayu. The "Way Out: Labirin Ki Gede Sebayu" educational game is proposed as an alternative solution, aiming to engage students in learning about their local history. Leveraging the popularity of labyrinth games among students, this educational game is designed to stimulate interest in history in a fun and non-boring manner.</em></p> <p><strong><em>Keywords: educational games, character education, local history</em></strong></p> 2024-01-15T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unnes.ac.id/sju/hp/article/view/56863 Penanaman Nilai-Nilai Sejarah Lokal Kabupaten Kudus Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA NU Al Ma’ruf Kudus 2024-01-18T13:28:28+07:00 Anna Rofiqoh [email protected] Hamdan Tri Atmaja [email protected] <p>Pemaparan sejarah lokal dapat menjembatani peserta didik dalam memahami peristiwa sejarah di masyarakat sekitar dan menunjang minat peserta didik terhadap pembelajaran sejarah. Tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan cara guru menanamkan nilai- nilai kesejarahan Kabupaten Kudus kepada siswa, mendeskripsikan memori siswa terhadap kesejarahan Kabupaten Kudus, dan menganalisis sejauh mana kesadaran sejarah siswa terhadap peninggalan-peninggalan sejarah Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan lokasi penelitian ini di SMA NU Al Ma’ruf Kudus. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa dalam menanamkan nilai-nilai sejarah lokal kabupaten Kudus, strategi awal yang dipakai guru adalah menarik minat siswa terlebih dahulu dan memberikan pengetahuan-pengetahuan meliputi tokoh penyebar agama Islam di Kudus, dakwah dan ajarannya, serta peninggalan kesejarahan di Kudus. Ingatan siswa terhadap kesejarahan lokal kabupaten Kudus identik dengan kesejarahan Islam. Siswa yang merupakan anak pondok pesantren lebih paham akan nilai toleransi dengan memahami makna larangan penyembelihan sapi sebagai ajaran yang berkembang di Kudus saat masuknya Islam, dan siswa lainnya cukup mengetahui tokoh penyebar agama Islam di Kudus dan cara dakwah setiap tokoh tersebut.</p> <p><strong>Kata Kunci: Nilai Sejarah Lokal, Memori Siswa, Kesadaran Sejarah</strong></p> <p><em>Exposure to local history can help students bridge their understanding of historical events in the surrounding community and foster their interest in learning history. The purpose of this paper is to describe how teachers instill historical values in Kudus Regency among students, delineate students' memories of the history of Kudus Regency, and analyze the extent of students' historical awareness regarding the historical heritage of Kudus Regency. This study employs a descriptive qualitative approach, with the research conducted at SMA NU Al Ma'ruf Kudus. The findings of this paper suggest that, in instilling local historical values in Kudus district, the initial strategy employed by teachers is to capture students' interest first and then provide knowledge, including information about key figures who spread Islam in Kudus, da'wah, teachings, and historical heritage in Kudus. Students' memory of the local history of Kudus district is closely associated with Islamic history. Children from Islamic boarding schools, in particular, have a better understanding of the value of tolerance, as they grasp the meaning behind the prohibition of slaughtering cows—a teaching that originated in Kudus when Islam entered the region. Other students are familiar with the figures who spread Islam in Kudus and the methods employed by each of these figures in their preaching.</em></p> <p><strong><em>Keywords: Local history value, student memory, historical awareness</em></strong></p> 2024-01-18T13:22:32+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unnes.ac.id/sju/hp/article/view/78864 MONOGAYENG (Permainan Monopoli Berwawasan Cagar Budaya Jawa Tengah): Inovasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan 2024-01-18T14:26:35+07:00 Muzakki Bashori [email protected] <p>Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal akan keragaman cagar budayanya. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukannya peninggalan-peninggalan bangunan kuno zaman penjajahan, relief hewan-hewan purba, serta terdapat beberapa tempat yang bahkan diakui secara internasional sebagai warisan dunia. Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga berpartisipasi aktif dalam upaya melestarikan berbagai cagar budaya yang ada, sehingga eksistensi atau keberadaan cagar budaya tersebut masih dapat disaksikan dan dinikmati sampai sekarang. Namun, besarnya potensi cagar budaya yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Tengah ini ternyata tidak diimbangi dengan besarnya minat atau keinginan para pelajar untuk mempelajari dan ikut serta melestarikan cagar budaya yang ada. Adapun salah satu bentuk dukungan terhadap upaya pelestarian cagar budaya yang masih minim adalah melalui pendidikan formal. Saat ini kegiatan pembelajaran mengenai cagar budaya, khususnya yang berada di Provinsi Jawa Tengah, di sekolah-sekolah belum banyak menyentuh tataran praktis (<em>research-based</em>), masih cenderung <em>textbook-oriented </em>(media pembelajaran yang monoton), hanya menekankan pada kemampuan menghafal siswa, <em>teacher-centered</em>, dan membosankan. Konsekuensi dari kondisi di atas adalah para pelajar, khususnya di Jawa Tengah, menjadi apatis dan jenuh, sehingga akhirnya mereka akan semakin awam dan tidak mengetahui besarnya potensi cagar budaya yang dimiliki oleh provinsi tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan yang optimal dari sektor pendidikan formal agar nantinya para pelajar di provinsi Jawa Tengah dapat memperoleh informasi yang memadai tentang cagar budaya, khususnya yang ada di Jawa Tengah, dan melakukan praktik atau riset sederhana dengan bimbingan dari guru pendamping. Salah satu bentuk solusi yang ditawarkan oleh Penulis adalah dengan mengusulkan <em>MONOGAYENG</em> atau Permainan Monopoli Berwawasan Cagar Budaya Jawa Tengah sebagai inovasi media pembelajaran berbasis kearifan lokal bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khususnya di Provinsi Jawa Tengah. <em>MONOGAYENG</em> dapat dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu tahap pra pembelajaran, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pembelajaran. Kendala internal yang berupa tingkat pemahaman siswa yang berbeda, banyaknya instruksi dalam permainan dan beban penilaian oleh guru dapat diatasi dengan mengoptimalkan tahap pra pembelajaran untuk menjelaskan tata cara permainan kepada siswa, mendorong siswa untuk saling membantu menjelaskan konsep permainan dan mengatur ritme penilaian guru agar tidak <em>overload</em>. Kendala eksternal dapat diatasi dengan menyesuaikan materi permainan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sejalan dengan silabus mata pelajaran serta me-laminating atau memberikan bingkai plastik pada properti permainan agar tahan lama. Adanya inovasi media pembelajaran ini diharapkan dapat merangsang kesadaran siswa akan pentingnya mengetahui potensi cagar budaya daerah, khususnya Provinsi Jawa Tengah, dan kemudian melakukan praktik terbimbing untuk menerapkan pengetahuan cagar budaya yang telah didapat agar dapat dimanfaatkan sebagai wawasan dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga keberlangsungan cagar budaya yang ada di Jawa Tengah.</p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong>: <strong><em>monopoli, cagar budaya, jawa tengah, media pembelajaran</em></strong></p> <p><em>The Central Java Province is renowned in Indonesia for its diverse cultural heritage. This is evidenced by the numerous relics of ancient colonial-era buildings, prehistoric animal reliefs, and internationally recognized heritage sites found within the region. Furthermore, the Central Java Provincial Government actively participates in preserving various cultural heritage sites, ensuring their continued existence and enjoyment to this day. However, the substantial cultural potential of Central Java is not matched by a corresponding interest or desire among students to learn about and contribute to the preservation of these cultural treasures. One form of support that remains underutilized in the conservation efforts is through formal education. Currently, educational activities concerning cultural heritage, particularly those within Central Java, lack practical (research-based) components in schools. The predominant approach is still textbook-oriented, monotonous in terms of learning media, emphasizing rote memorization, teacher-centered, and often dull. The consequence of this situation is that students, particularly in Central Java, become apathetic and disinterested, ultimately leading to their ignorance of the immense cultural potential within the province. Therefore, optimal support from the formal education sector is crucial to providing students in Central Java with adequate information about cultural heritage, especially within the province. This includes engaging them in practical activities or simple research under the guidance of supervising teachers. One proposed solution to address this issue is the introduction of "MONOGAYENG" or the Cultural Heritage Monopoly Game of Central Java as an innovative, locally grounded educational media for Vocational High School (SMK) students, specifically in Central Java. MONOGAYENG can be implemented in three stages: pre-learning, implementation, and post-learning. Internal challenges, such as varying levels of student understanding, numerous game instructions, and the assessment burden on teachers, can be addressed by optimizing the pre-learning stage to explain the game rules, encouraging students to help each other understand the concepts, and regulating the teacher's assessment pace to prevent overload. External challenges can be mitigated by aligning the game content with Competence Standards and Basic Competencies in line with the curriculum and laminating or providing plastic frames for game properties to ensure durability. The introduction of this educational media innovation is expected to stimulate students' awareness of the importance of understanding the cultural potential of their region, specifically in Central Java. Furthermore, it aims to encourage guided practical application of acquired cultural knowledge for everyday life, contributing to the preservation of cultural heritage in Central Java.</em></p> <p><strong><em>Keywords: monopoly, cultural heritage, Central Java, educational media</em></strong></p> 2024-01-15T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unnes.ac.id/sju/hp/article/view/56866 Peranan Pembelajaran Sejarah dalam Penanaman Pendidikan Karakter Religius pada Siswa MA Darul Amanah 2024-01-18T16:05:22+07:00 Arianto Adi Satrio [email protected] Atno Atno [email protected] <p>Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pelaksanaan pembelajaran sejarah dalam proses penanaman pendidikan karakter religius, (2) menganalisis peran dan fungsi pembelajaran sejarah dalam penanaman pendidikan karakter religius pada siswa MA Darul Amanah, (3) Merumuskan hambatan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam penanaman pendidikan karakter religius pada pembelajaran sejarah di MA Darul Amanah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan strategi studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian serta verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pelaksanaan pembelajaran sejarah MA Darul Amanah terdapat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, namun perlu ditingkatkan kembali, (2) peranan pembelajaran sejarah dalam penanaman pendidikan karakter religius di MA Darul Amanah melalui materi sejarah Hindu, Budha, dan Islam, serta keteladanan tokoh sejarah yang kental dengan nilai religius. Peningkatan kepercayaan tersebut memberikan nilai keteladanan religius dan memberitahukan pentingnya menghargai antar umat beragama, dan (3) hambatan dalam proses penanaman pendidikan karakter religius pada pembelajaran sejarah adalah sarana prasarana yang kurang tersedia disetiap kelasnya, padatnya jadwal kegiatan pesantren, dan beragamnya karakteristik siswa.</p> <p><strong>Kata kunci: pembelajaran sejarah, pendidikan karakter religius, peranan</strong></p> <p><em>The aims of this study were (1) to determine the implementation of history learning in the process of inculcating religious character education, (2) to analyze the role and function of history learning in the cultivation of religious character education in MA Darul Amanah students, and (3) to formulate obstacles faced by teachers and students in planting religious character education in history learning at MA Darul Amanah. This study uses qualitative research methods with a case study strategy. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation studies. The data validity technique in this research is triangulation of sources, techniques, and time. The data analysis used is interactive analysis, which includes data collection, data reduction, presentation, and verification. The results showed that: (1) the implementation of history learning at MA Darul Amanah, including planning, implementation, and evaluation of learning, can be carried out well but needs improvement; (2) the role of history learning in inculcating religious character education in MA Darul Amanah is evident through historical materials of Hinduism, Buddhism, and Islam, as well as the examples of historical figures who embody religious values. This approach enhances religious exemplary values and emphasizes the importance of respecting inter-religious communities; and (3) obstacles in the process of inculcating religious character education in history learning include the lack of infrastructure facilities in each class, the tight schedule of pesantren activities, and the diversity of student characteristics.</em></p> <p><strong><em>Keywords: history learning, religious character education, role</em></strong></p> 2024-01-18T16:00:21+07:00 ##submission.copyrightStatement##