SAPROBITAS PERAIRAN SUNGAI JUWANA BERDASARKAN BIOINDIKATOR PLANKTON

Main Article Content

Yogo Utomo
Bambang Priyono
Sri Ngabekti

Abstract

Sungai Juwana merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Kota Pati. Berkembangnya kegiatan penduduk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Juwana dapat mempengaruhi kualitas air sungai. Penelitian ini menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dan penetapan stasiun pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar yang masuk ke sungai. Stasiun 1 berada hulu sebagai pembanding, stasiun 2 sumber limbah pabrik tahu dan pertanian, stasiun 3 sumber limbah industri kacang, stasiun 4 sumber limbah industri peleburan timah, stasiun 5 limbah ikan dari TPI serta pelabuhan, dan stasiun 6 berada di hilir sungai (dekat muara). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Hasil penelitian ditemukan 10 jenis plankton terdiri dari 3 jenis kelompok α-Mesosaprobik, 2 jenis kelompok β-Mesosaprobrik dan 5 jenis kelompok non saprobik, kemudian diinterpretasikan pada tabel hubungan antara koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Berdasarkan perhitungan dan analisis nilai koefisien saprobik dari stasiun 1 sampai hilir didapatkan nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara -0,6 s/d -1. Berdasarkan kriteria tingkat pencemaran menunjukkan bahwa Sungai Juwana berada dalam kondisi tercemar sedang sampai dengan cukup berat.

Juwana River is the largest and longest river in the city of Pati. The developing activities in the watershed Juwana can affect water quality. Exploratory study used a survey method, where the determination of sampling stations using purposive sampling. The settlement of the stations was conducted based on the estimated pollutant loads into the river, the first station was located in the upstream of the river, as comparison the second station was located nearby peanut industry, next the fourth station was located in the tinmelting industrial wastes, the fifth station was located in the fish market and nearby the Harbour, the last , sixth station was located in the downstream of the river. Sampling performed 3 times with an interval of 2 weeks. In this research, it has found that is 10 species of plankton consist of 3 species group α-Mesosaprobic, 2 species group β-Mesosaprobrik and 5 species group non saprobik, and than interpreted the relationship between the coefficient table saprobitas waters with levels of water pollution. Based on the calculation and analysis of the saprobic coefficient values station 1 to downstream obtainet plankton saprobic coefficient values ranged from -0.6 s / d -1. Based on these criteria indicate that the level of pollution in Juwana River is moderate to high.

Article Details

Section
Articles

References

Anggoro S. 1988. Analisa Tropic-Saprobik (Trosap) Untuk Menilai Kelayakan Lokasi Budidaya Laut dalam : Workshop Budidaya Laut Perguruan Tinggi Se-Jawa Tengah. Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai. Prof. Dr.Gatot Rahardjo Joenoes. Semarang: Universitas Diponegoro.

Basmi J. 2000. Planktonologi Sebagai Indikator Pencemaran Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Dahuri R. 1995. Metode dan Pengukuran Kualitas Air Aspek Biologi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Elliot J. 1971. Some methods for the statistical analysis of sample bentic. Scientific publication. Fresh water biol. (25): 1-43.

Erlina A, Agus H, & Suminto. 2007. Kualitas perairan di sekitar BBPBAP Jepara ditinjau dari aspek produktivitas primer sebagai landasan operasional pengembangan budidaya udang dan ikan. Jurnal Pasir Laut. 2(2): 1-17.

Ferianita M.H, Haeruman, Listari C, & Sitepu. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Fakultas Arsitektur Lansekap Teknologi Lingkungan. Jakarta: Universitas Trisakti.

Handayani S & MP. Patria. 2005. Komunitas plankton di perairan Waduk Krenceng, Cilegon, Banten. Jurnal Plankton. 2(2):75-80.

Handayani S, Bambang S, & Marsoedi. 2001. Penentuan status kualitas perairan Sungai brantas hulu dengan biomonitoring makrozoobentos: tinjauan pencemaran dari bahan organik. Biosain. 1(1): 30-38.

Laprise J & Julian J. 1994. Environmental Variability as a factor controlling spatial patterns in distribution and species diversity of zooplankton in the estuary. Marine Ecology Progress Series. Jurnal international zooplankton (107): 67-81.
Murwati T. 2010. Kajian pengaruh aktivitas pelabuhan perikanan Terhadap aspek kualitas air sungai juwana Dan persepsi masyarakat (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Nontji A. 1986. Rencana Pengembangan Puslitbang Limnologi. Bogor: Expose Limnologi dan Pembangunan.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia.

Saputra SW. 2003. Kondisi Perairan Segara Anakan Ditinjau Dari Indikator Biotik. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Saurina A. 1970. A checkhlist of plankton diatoms and dinoflagelata from the mozambique chanel. Bull mar sci. Jurnal international plankton. (107): 78-80.
Suwondo, Elya F, Dessy, & Mahmud A. 2004. Kualitas biologi perairan Sungai Senapelan, Sago dan sail Di kota Pekanbaru Berdasarkan bioindikator plankton dan bentos. Jurnal Biogenesis. 1(1):15-20.

Trihadinigrum Y & Tjondronegoro I. 1998. Makroinvertebrata sebagai bioindikator pencemaran badan air tawar indonesia. Lingkungan & pembangunan. 18(1):45-60.

Zahidin M. 2008. Kajian kualitas air di muara sungai pekalongan Ditinjau dari indeks keanekaragaman Makrobenthos dan indeks saprobitas Plankton. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.