PENGARUH KONDISI SOSIAL BUDAYA TERHADAP KERUSAKAN LAHAN DI DAS KREO KOTA SEMARANG DAN SEKITARNYA

  • Nur Laily Muyassaroh Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
  • Juhadi Juhadi Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Keywords: Socio-cultural, Land degradation, Watershed Kreo

Abstract

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk didalammya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang (Setyowati, 2010). Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui kondisi sosial budaya mansyarakat; (2) mengetahui pengaruh kondisi sosial budaya terhadap kerusakan lahan; (3) mengetahui faktor sosial budaya yang paling dominan berpengaruh terhadap kerusakan lahan di DAS Kreo Kota Semarang dan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah suvei, dengan unit analisis satuan bentuklahan dan rumahtangga tani. Variabel penelitian terdiri atas institusi lokal, tradisi lokal, jaringan sosial, persepsi, sikap, motivasi, dan preferensi petani. Sampel penelitian diperoleh secara acak proposional pada setiap satuan bentuklahan. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, sifat uraian selain deskriptif juga dianalisis menggunakan tabel silang (cross tab). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial budaya cukup berpengaruh terhadap kerusakan lahan. Faktor sosial budaya yang paling dominan mempengaruhi kerusakan lahan adalah faktor persepsi, yang menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menyikapi kerusakan lahan.

 

Land is a physical environment that includes soil, climate, relief, hydrology and vegetation, in which these factors affect the potential for its use. Included are the consequences of human activities, both in the past and present (Setyowati, 2010). This study aims (1) to determine the socio-cultural conditions of society; (2) to know the effect of sosial and cultural conditions on the land degradation; (3) to know socio-cultural faktors that determine the most dominant influence on land degradation in the watershed Kreo Semarang and surrounding areas. The method used is the survey, with analysis landform and farm households units. The research variabels consisted of socio-cultural aspects. Samples were obtained at random proportional to each unit of landforms. Quantitative and qualitative approaches used in this study, in addition to the descriptive nature of the description also analyzed using cross tabel (cross tab). The results showed the influence of sosial and cultural conditions of land degradation in the study area showed moderate sosial and cultural faktors that affect the dominant land degradation in the area of research is the perception faktor which indicates that public awareness in addressing land degradation is still very low.

Author Biographies

Nur Laily Muyassaroh, Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Juhadi Juhadi, Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Published
2015-03-09
Section
Articles