Eksploitasi Hutan Jati di Kabupaten Blora Tahun 1845-1949

  • Nazal Chilmi Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang
  • Ba'in Ba'in Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang eksploitasi hutan jati di Kabupaten Blora tahun 1945-1949. Akar dari permasalah tersebut adanya berbagai anggapan yang berbeda antara masyarakat dan pemerintah dalam kebijakan hutan jati. Kebutuhan lahan, sumber daya kayu yang dimiliki hutan menjadikan hutan ladang produksi tanpa mengingat kekosongan lahan dan kerusakan hutan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah. Blora yang merupakan salah satu kota yang cukup luas memiliki hutan jati, dimana memiliki masyarakat sebagian besar dengan petani. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari berbagai permasalahan akibat perang mengakibatkan kerugian bagi pemerintah Indonesia. Arti kemerdekaan banyak disalah artikan oleh masyarakat desa sehingga terjadilah eksploitasi hutan jati untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

 

Abstract

This study discusses the exploitation of teak forests in Blora Regency in 1945-1949. At the root of the problem are the different assumptions between the community and the government in teak forest policy. Land needs, wood resources owned by forests make production forest forests without considering the void of land and forest damage. The method in this study uses the historical method. Blora, which is one of the cities that has a large area of ​​teak forest, which has a large community with farmers. From the results of this study it can be concluded that the various problems caused by the war resulted in losses for the Indonesian government. The meaning of independence is often misunderstood by the village community so that there is an exploitation of teak forests to meet the needs of the community.

Published
2020-09-18