STUDI GEOGRAFI IMAGINATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIPA (Pengenalan Metode Formasi Strategis dan Posisi Strategis)

Main Article Content

Lilik Rita Lindayani

Abstract

Abstrak


Hubungan ideologis pada proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) tidak dapat dielakkan, karena program BIPA adalah  sebuah program yang berelasi dengan banyak pembauran budaya di dalamnya. Bentuk bahasa (kata, kalimat, dan variasi bahasa) adalah bagian dari faktor keberhasilan pengetahuan bagi pembelajarnya sebagai penerima konvensi. Bahasa tanpa karakteristik budaya sama artinya dengan mempelajari bentuk gramatikal semata tanpa memperhatikan makna.  Sementara, inti dari berbahasa ialah apabila komunikasi yang terjalin dipahami karena adanya makna dari bahasa itu sendiri. Artikel ini menjelaskan kemungkinan pola belajar dari titik geografi imajinatif untuk menyoroti dan membangun identitas bahasa Indonesia yang dipelajari melalui pendekatan Orientalisme Edward Said. Persepsi persoalan bahasa yang dipelajari dan konstuksi identitas penutur yang mempelajarinya menjadi sebuah fenomena, hingga peran geografi imajinatif menjadi penting.  Ide dasar dalam artikel ini adalah mendesposisikan pengalaman belajar dan mengajar menjadi strategi yang terpolakan sebagai langkah awal dalam memahami karakteristik pembelajaran BIPA melalui dasar-dasar pengenalan dan pengetahuan geografi imajinatif dalam prosesnya. Dalam hal ini, ide belajar bahasa biasanya mempertimbangkan kekuatan kelas serta tingkat kebutuhan terhadap bahasa yang dipelajari. Studi tentang otoritas kelinguistikan dibahas dengan menggunakan metode referensial, di dalamnya pembelajar bahasa asing menghadapi genre teks budaya secara umum. Dua instrumen metodologis digunakan untuk menelaah lebih jauh, yaitu memperhatikan karakateristik pembelajar  BIPA dengan menggunakan perangkat formasi strategis dan posisi strategis.


 


Kata Kunci: Geografi imajinatif, Pembelajaran BIPA, Metode Formasi Strategis, Metode Posisi Strategis


 


Abstract


The ideological relationship in the Indonesian language learning process for foreign learning (BIPA) is inevitable, because the BIPA program is a program related to much cultural assimilation there. The form of language (sentences, sentences, and variations of language) is part of the success factors of knowledge for students as convention recipients. Language without cultural characteristics is synonymous with grammatical form features only without regard to meaning. Meanwhile, the core of the conversation about communication is intertwined because of the meaning of the language itself. This article explains about learning patterns from the point of imaginative geography to discuss and build Indonesian language identity which is learned through the discussion of Edward Said's Orientalism. The perspective of the language learned and the construction of the identity of the speakers who study it become a phenomenon, so the role of imaginative geography becomes important. The basic idea in this article exposes the experience of learning and teaching into a strategy that is thought of as a first step in understanding the characteristics of BIPA through the basics of knowledge and knowledge imaginative geography in the process. In this case, the idea of ​​learning a language usually considers class and the level of need for the language being studied. The study of linguistics authority is discussed using referential methods, in which language expenditures translate cultural texts in general. Two methodological instruments are used to explore further, namely paying attention to the characteristics of BIPA spending using strategic formation and strategic positions tools.


Keywords: Imaginative Geography, BIPA Learning, Strategic Formation Methods, Strategic Position Methods

Article Details

How to Cite
Lindayani, L. (2020). STUDI GEOGRAFI IMAGINATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIPA. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(1), 26-31. https://doi.org/10.15294/jpbsi.v9i1.38557
Section
Articles