Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat terhadap kehadiran penari
Topeng dalam upacara adat Ngarot di Desa Jambak Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu.
Penelitian ini juga mengutarakan tentang teks pertunjukan penyajian tari Topeng Putri dalam upacara
adat Ngarot. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan latar penelitian di Desa Jambak
Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Objek dalam penelitian adalah tari
Topeng dalam konteks upacara adat Ngarot, dengan subjek penelitian Wangi Indriya sebagai seniman,
Ropendi sebagai penari topeng, dan beberapa tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Kemudian dalam menganalisis data hasil
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi penulis melakukan beberapa tahapan melalui reduksi
data, penyajian data, uji keabsahan data dengan triangulasi serta hasil kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pada awalnya keterlibatan tari Topeng dalam upacara adat Ngarot ditarikan oleh
Dalang Topeng Putra namun pada tahun 2009 upacara adat Ngarot mencoba divariasikan dengan
menghadirkan Dalang Topeng Putri. Hal ini menimbulkan berbagai argumen negatif di kalangan
masyarakat Desa Jambak. Sebagian besar masyarakat tidak setuju dengan kehadiran Dalang Topeng
Putri dengan alasan akan merubah adat istiadat yang sudah berlangsung turun temurun, mengubah
fungsi dari Topeng tersebut, mencegah kesalahpahaman dalam pergaulan muda-mudi yang berkaitan
dengan gender serta mengurangi minat masyarakat dalam mengapresiasi upacara adat Ngarot. Dengan
demikian Dalang Topeng dalam upacara adat Ngarot tetap ditarikan oleh Dalang Topeng Putra.