Kemampuan Literasi Matematika dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Main Article Content

Puji Astuti

Abstract

Kemampuan literasi matematika merupakan salah satu kemampuan yang dinilai dalam studi PISA. Literasi matematika diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan fenomena/kejadian. Literasi matematika dikatakan baik apabila ia mampu menganalisis, bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya secara efektif, serta mampu memecahkan dan menginterpretasikan penyelesaian matematika. Seorang siswa dikatakan mampu menyelesaikan masalah apabila ia mampu menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal. Kemampuan inilah yang biasa dikenal sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai hubungan dan cara mengembangkan kemampuan literasi matematika melalui kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Article Details

How to Cite
Astuti, P. (2018). Kemampuan Literasi Matematika dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 263-268. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/19599
Section
Articles

References

Andes, S.A., Waluya., & Rochmad. 2017. Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X Berdasarkan Kemampuan matematika. 7(2). Universitas Negeri Semarang.
Daryanto & Syaiful, K. 2016. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Hasanah, U., Wardono, W., & Kartono, K. (2016). Keefektifan Pembelajaran MURDER Berpendekatan PMRI dengan Asesmen Kinerja Pada Pencapaian Kemampuan Literasi Matematika Siswa SMP Serupa PISA. Unnes Journal of Mathematics Education, 5(2).
Kuswidi, I. (2017). BRAIN-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI MATEMATIS SISWA. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 133-144.
Litbang Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013: Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21. (Online).(http://litbang.kemendikbud.go.id/index.php.index-berita-kurikulum /234-kurikulum-2013-pergeseran-paradigma-belajar-abad-21, diakses 5 Oktober 2017).
OECD. 2010. Draft PISA 2012 Assement Framework.(Online). (http://www.oecd.org/dataoecd/61/15/46214190J.pdf, diakses 5 Oktober 201)
OECD, PISA. 2003. Assesment Framework.(Online).(http://www.oecd.org, diakses 5 Oktober 2017).
OECD, PISA. 2012 . Assement and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECD publisher.
Ormrod,J.E. 2009. Education Psychology, Developing Learners. Ohio: Carlisle Communication, I,td.
Rofiah, E., Aminah, N. S., & Ekawati, E. Y. (2013). Penyusunan Instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika pada siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(2).
Rosnawati, R. (2009, May). Enam Tahapan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. In Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009.
Sari, R. H. N. (2015). Literasi matematika: Apa, Mengapa, dan Bagaimana. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, UNY (pp. 713-720).
Stacey, K., & Turner, R. (Eds.). (2014). Assessing mathematical literacy: The PISA experience. Springer.
Thomas, A., Thornes, G., & Small, B. 2000. High Order Thinking_It’s HOTS. (Online). (http://edl.org./resource_library/pdf/feb00PTHOT.pdf, diakses 5 Oktober 2017).
Wardana,N. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Ketahanmalangan Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Pemahaman Konsep Fisika. (Online).(http://Jurnal.Pdil.Lipi.go.id/admin/jurnal/621016251635-1858-4543.pdf, diakese 5 Oktober 2017)