Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing Berbasis Budaya Jawa

Main Article Content

Mukeriyanto Mukeriyanto
Zaenuri Mastur
Mulyono Mulyono

Abstract

Model kancing gemerincing berbasis Budaya Jawa adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapat kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain. Aktivitas yang dilakukan meliputi aktivitas mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain, menentukan lokasi, dan lain sebagainya. Pembelajaran berbasis budaya menekankan tercapainya pemahaman yang terpadu (integrated understanding) dari pada pemahaman mendalam (inert understanding). Proses penciptaan makna melalui proses pembelajaran berbasis budaya memiliki beberapa komponen, yaitu tugas yang bermakna, interaksiaktif, penjelasan dan penerapan ilmu secara kontekstual, dan pemanfaatan beragam sumber belajar.

Article Details

How to Cite
Mukeriyanto, M., Mastur, Z., & Mulyono, M. (2019). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing Berbasis Budaya Jawa. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2, 171-177. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/28913
Section
Articles

References

Achor. 2009. Effect of ethnomathematics teaching approach on senior secondary students’ achievement and retention in locus. Educational Research and Review, vol 4(8): 385-390.
Adam. 2004. Ethnomathematical Ideas In The Curriculum. Journal Mathematics Ideas In The Curriculum. Vol 16(2): 49-68.
Agus. 2013. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dyah. 2017. Ethnomathematica dalam Pembelajaran Matematika (Pembelajaran Bilangan dengan Media Batik Madura, Tari Khas Trenggal dan Tari Khas Madura). Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD Volume 5, Nomor 2, September 2017 p-ISSN: 2338-1140 (Halaman 716-721) e-ISSN: 2527-3043.
Entyka. 2016. Analisis kesalahan siswa dalam pemecahan masalah berdasarkan pendapat john w. Santrock pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung ditinjau dari gaya belajar dan gaya berpikir siswa. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.4, No.10, hal 973-981 Desember 2016.
Kaur, B, dkk. 2009. Mathematical Problem Solving. Yearbook, Association of Mathematics Educators.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Pannen. 2005. Pembelajaran Berbasis Budaya. Jurnal Pendidikan, vol 6(2): 256-272.
Pimta. 2009. Factor Influecing Mathematics Problem Solving Ability of Sixth Grade Students. Journal Of Social Scinces, vol 5(4): 381-385.
Polya, G. (1980) On Solving Mathematical Problem in High School. Dalam Krulik, Stephen & Reys, Robert E. (Ed) Problem Solving in School Mathematics. Reston, Virginia: NCTM.
Rashmi. 2012. Fostering Creativity, A Four Elemental Model Of Creative Pedagogy. Journal Of Education and Pratice, vol 3(12): 156-172.
Santrock, J. W. 2009. Psikologi Pendidikan Edisi 3 Buku 2. Terj. Diana Angelica. Jakarta: Salemba Humanika.
Shirley. 2001. Using Ethnomathematics to find Multicultural Mathematical Connection: NCTM.
Sukayasa. 2012. Pengebangan Model Pembelajaran Berbasis Fase-Fase Polya Untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran Siswa SMP dala Memecahkan Masalah Matematika. Jurnal AKSIOMA, vol 1(1): 11-24.
Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Artikel pada FPMIPA UPI Bandung.
Tanding, E. 2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Pendekatan Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika. UNY.
Wahyuni, A, dkk. 2013. Peran Etnomatematika dalam Membangun arakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika. UNY.