Abstract

Anak dengan gangguan pendengaran atau tuna rungu adalah mereka yang pendengarannya tidak berfungsi sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. MILB YKTM Budi Asih Semarang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melayani pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Berbagai jenis anak berkebutuhan khusus diterima di sekolah tersebut, yaitu tuna daksa, tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dan tuna grahita. Permasalahan yang dihadapi adalah minimnya sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki belum memadai untuk memberikan pelayanan pada anak berkebutuhan khusus, terutama bagi penyandang tuna rungu.   Kondisi Mitra saat ini, belum memiliki sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai. Pihak orang tua sendiri biasanya mengajarkan gerakan bibir dan bahasa isyarat sehari-hari yang dipahami antara anak dan orang tua. Hanya saja cara komunikasi tersebut belum tentu dipahami orang lain karena tidak menggunakan bahasa isyarat baku. Mitra juga belum mempunyai kerjasama dengan profesional untuk penanganan anak-anak berkebutuhan khusus. Sehingga, Mitra dan Tim Program Pengabdian Masyarakat bersepakat untuk bersama-sama menangani permasalahan yang dihadapi Mitra tersebut melalui PPM “Sign Language Sustainable Development Pada Significant Others Penyandang Tuna Rungu Di MILB YKTM Budi Asih Semarang. Hasil program menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keteraampilan berkomunikasi efektif yang signifikan p<0,05 pada significant others yang terlibat menjadi peserta program