Abstract

Dalam penelitian ini dibahas dimensi majas yang dominan, citraan yang dominan, dan fungsi majas dan citraan yang dominan dalam novel Kerling si Janda Karya Taufiqurrahman al-Azizy. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan stilistika. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis dengan semiotik. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut. Pertama, majas yang dominan dalam novel KSJ yaitu majas simile dengan persentase 34,11%, majas sarkasme dengan persentase 20%, majas personifikasi dengan persentase 18,82%, majas hiperbola dengan persentase 17,64%, dan majas metafora dengan persentase 9,41%. Kedua, citraan yang dominan dalam novel KSJ yaitu citraan penglihatan dengan persentase 44,66%, citraan warna lokal dengan persentase 25,24%, citraan pendengaran dengan persentase 17,47%, dan citraan gerak dengan persentase 12,62%. Ketiga, fungsi majas dan citraan yang dominan dalam novel KSJ yaitu untuk mengkritik pengarang novel islami yang menciptakan tokoh yang selalu ma’shum atau sempurna dalam karya-karyanya.

In this study discussed dimension of the dominant figure of speech, the dominant imagery, and functions of the dominant figure of speech and imagery in the novel Kerling si Janda by Taufiqurrahman al-Azizy. Approaching technic that used in this research is stylistics approaching. The method that used are analysis descriptive with semiotic method. Based on data analysis, the results is as follows. Firstly, the kind figure of speech that used dominantly in the novel KSJ is simile with the percentage 34,11%, figure of speech sarcasm with the percentage 20%, figure of speech personification with the percentage 18,82%, the percentage figure of speech hyperbola with 17,64%, and the percentage figure of speech metaphor with 9,41%. Secondly, the dominant imagery inside of novel KSJ is visual imagery with the percentage 44,66%, local colour imagery with the percentage 25,24%, auditory imagery with the percentage 17,47%, and motion imager with the percentage 12,62%. Thirdly, the function of the dominant figure of speech and imagery inside of the novel KSJ is to criticise the islamic novel’s author who creates the perfects characters on their own work.