Abstract

Penelitian berusaha mengetahui perkembangan batik Lasem, profil pembatik, faktor-faktor sosial yang menyebabkan berkurangnya tenaga pembatik dan dampak sosial dari berkurangnya. Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi model Miles. Te-muan 1) Batik Lasem merupakan hasil akulturasi budaya Cina dan Jawa; 2) Profil pembatik: perempuan paruh baya, bersatus istri. pendidikan rendah; 3) berkurangn-ya tenaga pembatik karena: usia, kebutuhan hidup, peralihan peran keluarga, status sosial, pendidikan, persepsi kerja membatik rendah dan 4) berkurangnya tenaga pembatik menyebabkan posisi tawar lebih baik, ikatan buruh dan majikan long-gar, tumbuhnya usaha baru dan peningkatan harga. Saran bagi pengambil kebija-kan regenerasi pembatik, memasukkan membatik dalam kurikulum dan bantuan dana.

The purpose of the research to find out batik Lasem, The profile of Batik maker, social factor which causes the decreasing of batik maker, andits social impact. The methods of the research are interview, observation, and documentation. The validity uses triangulation Miles model. The results are 1) Batik Lasem is the acculturation of Chinese and Javanese culture; 2) Pro-files of Batik maker: old woman, married, and low education; 3) The cause of no regeneration : age, daily need, The change of role in family, social status, education, poor perception of batik maker and 4) Because of those reasons, the high bargaining position, the strong bind of employer n employee and emerge new job fields and better price of Batik. The suggestion for policy maker is in regeneration batik maker, inserting batik in curriculum and funding.