Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap secara rinci dan mendalam keterkaitan antara realitas kemiskinan dengan relasi gender dalam komunitas miskin di perkotaan. Dalam penelitian ini digunakan  pendekatan kualitatif dan  dilakukan  dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, yaitu mencari pemahaman mendalam terhadap fenomena yang diteliti sebagaimana fenomena tersebut dipahami oleh subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dukuh Kayon Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak merupakan pemukiman kumuh dan bagian dari komunitas miskin yang memiliki karakteristik sosial budaya spesifik. Dikatakan demikian karena terbukti wilayah ini dihuni oleh orang – orang yang memiliki kondisi sosial budaya beragama dalam kemiskinan, sebagian besar (75%) , penduduk berpendidikan rendah ; pekerjaan yang di gelutinya bersifat manual di sektor non pertanian ; berpenghasilan rendah, tinggal dalam rumah kecil dalam perkampungan sempit, dan kondisi lingkungan fisik yang kumuh. Dalam Komunitas Miskin warga Dukuh Kayon dipilah dalam kategori (1) kemiskinan yang semakin memburuk ; (2) kemiskinan yang tetap sama ; dan (3) kemiskinan yang membaik. Perempuan miskin warga desa Kayon menjalankan peran sosial yang lebih berat dibandingkan laki-laki. Perempuan harus menjalankan peran domestik - reproduktif dan peran produktif secara bersamaan.

 

This study aims to reveal in detail and depth the relationship between the reality of poverty and gender relations in urban poor communities. This study used a qualitative approach and is done by using a phenomenological approach, which is looking for in-depth understanding of the phenomenon under study, as the phenomenon is understood by the subjects. The results showed that Kayon Hamlet Batursari village Mranggen Sub Demak regency is part of the slums and poor communities that have a specific socio-cultural characteristics. It was said, because it proved the area was inhabited by people - people who have the social and cultural conditions of religion in poverty, the majority (75%), low-educated population; jobs in manual the non-agricultural sector; low income, living in a small house in small villages, and the physical condition of the slum environment. In Poor Communities Kayon Hamlet sorted in categories (1) a worsening of poverty, (2) poverty remains the same, and (3) improved poverty. Poor women villagers Kayon run a heavier social roles than men. Women should carry out domestic roles - reproductive and productive roles simultaneously.