Kêcéh Balung Butå: Riwayat Pencarian Benda Purbakala di Situs Patiayam Periode 1891-2007

  • Ardhiatama Purnama Aji Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak

Situs Patiayam merupakan situs purbakala yang mempunyai bentang geomorfologi lembah serta bukit-bukit. Area situs mayoritas ada di daerah administratif Desa Terban Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Situs Patiayam secara stratigrafis punya enam formasi yang menyimpan bertumpuk-tumpuk fosil di dalam tanahnya. Karena berlimpah fosil, berbagai penggalian ditempuh. Penulis hendak memaparkan kisah pencarian fosil di situs tersebut dalam karya sejarah. Karya ini diawali sejak 1891, ketika Patiayam mulai ditelusuri Dubois. Lingkup temporal kajian berakhir tahun 2007, saat produk tinggalan budaya Homo erectus berhasil ditemukan. Kajian ini mempergunakan metode penelitian sejarah, mencakup lima tahapan: pemilihan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, beserta historiografi. Pada era kolonial, para akademisi seperti Eugene Dubois menadatangi Perbukitan Patiayam dengan dorongan teori evolusi. Mereka justru menemukan buncahan fosil hewan, dari yang berhabitat lingkungan laut, hutan hujan, dan savana. Pasca-kemerdekaan, penelusuran benda purbakala kembali dijalankan oleh akademisi tanah air, seperti Sartono, Yacob, Zaim, dan Simanjuntak. Yahdi Zaim bahkan menemukan fosil Homo erectus yang sekiranya turut menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti era kolonial tentang teori evolusi. Pasca-Reformasi, penelusuran benda purbakala di Patiayam jadi kian “gegap gempita”. Bergeser dari peran sebagai penjual fosil pada masa kolonial, warga setempat menjadi pihak terdepan dalam penemuan benda purbakala melalui paguyubannya. Balar Yogyakarta sebagai akademisi sukses menempuh sejumlah riset dan menemukan tinggalan budaya Homo erectus. Bukan tanpa alasan, penemuan itu menjadi kunci pembuka tabir kehidupan purba di Situs Patiayam.

Kata Kunci: Benda Purbakala, Pencarian, Situs Patiayam

Published
2023-07-10