Abstract

Budaya Semarangan mengandung akulturasi beberapa budaya yang lebur menjadi satu. Akan tetapi proses akulturasi ini sepertinya belum menyentuh pada karya tari anak yang berkembang di Semarang. Pada dasarnya anak mempunyai dunia yang unik. Hal tersebut tercermin dalam segala tingkah polahnya yang tidak meninggalkan naluri dasarnya yaitu bermain. Keunikan ini tentunya menarik untuk diangkat menjadi sebuah karya tari, mengingat di Semarang juga belum ada penelitian untuk menciptakan karya tari anak dengan gaya Semarangan. Pengembangan gerak tari anak gaya Semarangan perlu dilakukan agar kedepannya Semarang bisa memiliki gaya khas tari anak yang dapat diwariskan. Tujuan penelitian untuk mengungkap sejumlah data mengenai proses koreografi Kuncup Semarang (Proses Koreografi Tari Anak Sebagai Upaya Konservasi Budaya Semarangan). Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik garap tari atau penelitian artistik tentang karya tari secara research by practic. Tahapan penelitian sebagai berikut: (1) observasi; (2) eksplorasi-improvisasi; (3) komposisi atau pembentukan; dan (4) presentasi atau pementasan. Penelitian ini menghasilkan karya tari “Kuncup Semarang” dengan format seni pertunjukkan dan jenis pertunjukan tari. Kuncup merupakan bunga yang belum mekar, dalam hal ini merujuk kepada anak-anak yang belum menginjak remaja ataupun dewasa. “Kuncup Semarang” merupakan gambaran keceriaan anak-anak Semarang ketika sedang bermain. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu karya tari “Kuncup Semarang” merupakan sebuah karya tari anak yang mengandung perpaduan unsur budaya Jawa, Cina, dan Islam, baik melalui garapan gerak, musik, maupun rias dan busananya


 


Semarangan culture contains the acculturation of several cultures which are fused into one. However, this acculturation process seems not to have touched on children's dances that are developing in Semarang. Basically, children have a unique world. This is reflected in all his actions that do not leave his basic instinct, namely to play. This uniqueness is certainly interesting to be appointed as a dance, considering that in Semarang there has also been no research to create children's dances in the Semarangan style. The development of Semarangan style children's dance movements needs to be done so that in the future Semarang can have a distinctive style of children's dance that can be inherited. The research objective was to reveal a number of data regarding the choreography process of Kuncup Semarang (Children's Dance Choreography Process as a Cultural Conservation Effort of Semarangan). Research by practic. The research stages were as follows: (1) observation; (2) exploration-improvisation; (3) composition or formation; and (4) presentations or performances. This research produces a dance "Kuncup Semarang" with a performance art format and a type of dance performance. Kuncup are flowers that have not yet bloomed, in this case referring to children who have not yet reached adolescence or maturity. "Kuncup Semarang" is a picture of the joy of Semarang children while playing. The conclusion of this research is the dance "Kuncup Semarang" is a children's dance that contains a combination of elements of Javanese, Chinese and Islamic culture, both through the work of motion, music, as well as make-up and costume