PROFIL DENYUT NADI DI KETINGGIAN YANG BERBEDA PADA PENDAKI GUNUNG MERBABU

  • Ferry Ardianto Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Said Junaidi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Sugiarto - Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Keywords: Pulse and Mountaineering,

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan denyut nadi di ketinggian yang berbeda pada pendaki gunung merbabu tahun 2014?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan denyut nadi di ketinggian yang berbeda pada pendaki gunung merbabu tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode deskritif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota pecinta alam CHEVENT (Chemistry Adventure Team). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu semua anggota CHEVENT (Chemistry Adventure Team) yang berjumlah 14 orang. Variabel penelitian ini adalah profil denyut nadi di ketinggian yang berbeda pada pendaki gunung merbabu tahun 2014. Instrumen dalam penelitian ini adalah arloji untuk menghitung waktu pengukuran denyut nadi menggunakan cara manual dengan cara meraba pergelangan tangan. Untuk memperoleh data-data yang sesuai, peneliti ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Data-data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil tes denyut nadi pada setiap pos-pos pendakian dengan ketinggian yang berbeda yang kemudian data tersebut akan dideskripsikan dengan tabel-tabel. Hasil penelitian pos 1 pada ketinggian 1752 mdpl dengan hasil ukur denyut nadi tiba dengan kriteria baik sebanyak 3 orang atau 21%, sedangkan hasil ukur denyut nadi tiba dengan  kriteria sedang sebanyak 7 orang atau 50% dan hasil ukur denyut nadi tiba dengan kriteria kurang sebanyak 4 orang atau 29%. Pos 2 pada ketinggian 2504 mdpl dengan kriteria baik sebanyak 4 orang atau 29%, sedangkan yang mendapat kriteria sedang sebanyak 7 orang atau 50% dan yang mendapat kriteria kurang sebanyak 3 orang atau 21%. Puncak Kenteng Songo pada ketinggian 3142 mdpl dengan kriteria baik sebanyak 10 orang atau 71%, dan yang mendapat kriteria kurang sebanyak 4 orang atau 29%. Simpulan hasil penelitian di atas maka dapat diambil simpulan: “ada perbedaan profil denyut nadi di ketinggian yang berbeda pada pendaki gunung merbabu tahun 2014â€.Saran bardasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1) Mengingat mendaki gunung adalah salah satu olahraga rekreasi yang cukup berat dikarenakan medan yang terjal dengan cuaca yang cukup dingin dan ditambah dengan barang bawaan yang berat, maka untuk para pendaki harus selalu menjaga kondisi fisiknya agar tetap bugar dengan cara berolahraga secara teratur. 2) Bila pada waktu melakukan pendakian jangan memaksakan diri bila sudah lelah, lebih baik berhenti sejenak untuk beristirahat. 3) Dari hasil penelitian ini penulis berharap agar para pembaca dapat menindak lanjuti atau meneliti dengan permasalahan yang lebih mendetail dengan menggunakan alat-alat yang lebih reliabel sehingga mendapatkan data yang lebih akurat, dan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

The problem in this study is whether there are differences in the pulse at different heights on 2014 mountaineer merbabu ?. The purpose of this study was to determine differences in pulse rate in different heights on merbabu mountaineers 2014. This research is descriptive quantitative using descriptive quantitative method. The population in this study are all members of nature lovers CHEVENT (Chemistry Adventure Team). Sampling technique using total sampling technique, ie all members CHEVENT (Chemistry Adventure Team), amounting to 14 people. The variables of this study is the pulse profiles at different heights on merbabu mountaineers 2014. Instrument in this study is a watch to count the pulse measurement time using the manual method by means of a wrist fingered. To obtain the appropriate data, these researchers used a survey method to test and measurement techniques. The data will be obtained in this study is the result of the test pulse on every climbing posts with different heights and then the data is described by the tables. 1 post study results at an altitude of 1752 meters above sea level with the pulse measurement results arrived with good criterion for 3 people or 21%, while the results of measuring the pulse arrives to the criteria are as many as 7 people or 50% and pulse measurement results arrived with less criteria as much as 4 people or 29%. Postal 2 at an altitude of 2504 meters above sea level with a good criterion by 4 people or 29%, while the criteria are received as many as 7 people or 50% and that gets less criteria as much as 3 people or 21%. Kenteng Songo summit at an altitude of 3142 meters above sea level with a good criterion as many as 10 people or 71%, and that gets less criteria as many as 4 people or 29%. Conclusion The above results it can be conclusion: "There is no difference in the pulse profiles of different heights on 2014 mountaineer merbabu" .Saran Based on the results of research, the authors provide suggestions as follows: 1) In view of mountain climbing is one of the recreational sports quite heavy due to the steep terrain and the weather is quite cold coupled with heavy luggage, then to the climbers should always maintain his physical condition in order to stay fit by exercising regularly way. 2) If at the time of doing the climb do not push yourself when it is tired, it is better to stop for a moment to rest. 3) From the results of this study the authors hope that the reader can follow up or investigate the problem in more detail by using the tools more reliable thus obtain more.

References

Elizabeth J. Corwin, 2000, Penatalaksaan Penyakit Paru Akibat kerja, Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: EGC.

Habib Abdul Kadir. 2003. Mari Mendaki Gunung dari Leuser sampai Cortenz. Yogyakarta: Andi.

Pulung S dan Ika Setya P, 2006. Perbedaan Efek Fisiologis pada Pekerja Sebelumdan Sesudah Bekerja di Lingkungan Kerja Panas.http://journal.unair.ac.id.Diakses pada tanggal20 Mei 2010.

Sutrisno Hadi. 2004. Stastistik. Yogyakarta: ANDI.

Suharsimi Arikunto. (2006). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikâ€. Jakarta: PT Rineka Cipta.

How to Cite
Ardianto, F., Junaidi, S., & -, S. (1). PROFIL DENYUT NADI DI KETINGGIAN YANG BERBEDA PADA PENDAKI GUNUNG MERBABU. Journal of Sport Science and Fitness, 4(2). https://doi.org/10.15294/jssf.v4i2.6284
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 > >>