Abstract

Bentuk ricikan pada busana Wayang Wong memiliki banyak kesamaan motif yaitu diambil dari motif tumbuhan dan hewan yang masing-masing memiliki makna dan fungsi. Fenomena yang terjadi pada beberapa penari yang kurang paham terhadap bentuk, makna dan fungsi ricikan pada busana Wayang Wong. Ricikan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi sumping, kelatbahu, dan uncal, karena keseluruhan ricikan tersebut sering digunakan pada semua tokoh dalam Wayang Wong. Tujuan penelitian adalah untuk memvisualisasikan bentuk ricikan pada busana Wayang Wong gaya Surakarta, mendiskripsikan makna dan fungsi ricikan pada busana Wayang Wong gaya Surakarta. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan semiotik dalam menganalisa simbol dan tanda-tanda pada ricikan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi di Sanggar Gimo Pengrajin Busana Tari dan Wayang Wong. Hasil penelitian yaitu bentuk ricikan pada busana Wayang Wong gaya Surakarta diambil dari motif tumbuhan dan hewan. Motif tumbuhan meliputi: bunga, akar-akaran, lung-lungan, buah, dan daun. Motif hewan meliputi: hewan besar, hewan bersayap, dan hewan mitologi. Makna simbolis ricikan dapat dilihat dari nama dan motif yang terdapat dalam ricikan. Ricikan busana Wayang Wong gaya Surakarta sebagian besar berfungsi sebagai accessories atau pelengkap.