Abstract

Perkembangan Kota Semarang sebagai wilayah Industri dan Ibukota Provinsi, menyebabkan kebutuhan akan lahan guna membangun kawasan industri dan pemukiman semakin tinggi. Kota Semarang merupakan daerah dengan pengembangan industri dan pembangunan di wilayah pesisir masih terjadi hingga saat ini. Salah satu wilayah pesisir di Kota Semarang dengan konversi hutan mangrove dengan pemukiman dan tambak adalah Kelurahan Tugurejo khususnya di Dukuh Tapak. Perubahan penggunaan lahan diperparah dengan tercemarnya perairan serta hutan mangrove oleh logam berat akibat aktivitas industri dan masyarakat. Hal ini terjadi karena 1). Minimnya edukasi untuk remaja mengenai mitigasi bencana daerah pesisir, 2) Kurangnya partisipasi remaja dalam menjaga kelestarian hutan mangrove, 3) Kurangnya literasi digital tentang konservasi hutan mangrove. Kondisi tersebut menggerakkan tim pengabdi untuk ikut mengatasi permasalahan yang terjadi melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan menggunakan metode yang diadaptasi dari Vincent II yaitu Praktek Pengembangan Masyarakat (Community Development Practice).  Solusi yang tim pengabdi tawarkan yaitu penggunaan media Funny Puppet Hand dengan metode Story Telling untuk menanamkan serta meningkatkan partisipasi remaja dalam mitigasi bencana pesisir. Penggunaan media Funny Puppet Hand-Story Telling untuk menambahkan unsur hiburan dalam edukasi sehingga remaja akan lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini yaitu menumbuhkan pemahaman dan kesadaran generasi muda mengenai mitigasi bencana pesisir dan konservasi hutan mangrove yang nantinya terbentuk sikap tanggap bencana dan peduli lingkungan yang akan dibawa sampai mereka dewasa Program kegiatan pengabdian ini terdiri dari penggunaan media Funny Puppet Hand dengan metode Story Telling dalam menanamkan mitigasi bencana pesisir, edukasi penanaman bibit hutan mangrove, serta membuat video edukasi mengenai konservasi hutan mangrove.