Nilai Budaya Kolektivisme dan Perilaku Asertif pada Suku Jawa
Abstract
Nilai budaya kolektivisme membentuk konstruk diri interdependen yang khas dengan hubungan saling bergantung dan memprioritaskan kelompok dari pada kebutuhan individual. Sering kali demi mempertahankan keharmonisan hubungan dengan orang lain membuat masyarakat Jawa sukar berperilaku asertif karena dikhawatirkan akan menyinggung perasaan orang lain. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan negatif antara nilai budaya kolektivisme dengan perilaku asertif pada suku Jawa di Desa Pesanggrahan”. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini merupakan warga Desa Pesanggrahan, dimana desa ini dinilai masih memegang erat nilai kolektivisme. Adapun teknik sampling yang digunakan yakni two stage cluster random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan skala psikologi, yakni skala perilaku asertif dan skala nilai budaya kolektivisme yang telah dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas skala perilaku asertif sebesar 0,772 (kuat) sedangkan hasil uji reliabilitas nilai budaya kolektivisme sebesar 0,905 (sangat kuat). Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai korelasi Pearson sebesar -0,543 dengan signifikansi 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.