Edukasi Sarapan Sehat Anak Sekolah Melalui Media C-BreakLet (Creative Breakfast Booklet) di Semarang

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Mursid Tri Susilo
Arif Rahmat Kurnia
Mardiana Mardiana
Petra Dwi Deta Tianri
Arif Triyono

Abstract

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), kategori anak usia sekolah adalah anak dengan  usia 6-12 tahun (Balitbangkes, 2013).  Anak usia tersebut jika di Indonesia adalah anak usia sekolah dasar (SD). Menurut Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014), estimasi jumlah anak usia SD/setingkat tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 1.823.562 laki-laki dan perempuan 1.728.355 sehingga total 3.551.917. Di dalam 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS) dan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) terdapat pesan untuk membiasakan sarapan pagi.  Faktanya masih banyak penduduk Indonesia yang tidak sarapan.  Sebesar 26,1% anak SD hanya sarapan dengan air minum saja, sedangkan 44,6% anak SD rutin sarapan namun hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhannya (Balitbangkes, 2010).  Anak SD memiliki waktu belajar di sekolah yang cukup padat, sehingga berisiko mengalami kelelahan yang akan mengurangi tingkat konsentrasi dan daya tangkap dalam menerima pelajaran di kelas. Sarapan merupakan salah satu cara untuk memberikan energi yang dibutuhkan oleh anak sekolah agar bisa beraktivitas seharian. Kuantitas dan kualitas dari sarapan merupakan indikasi kecukupan energi yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari.  Namun, kenyataannya masih banyak anak sekolah yang belum menunjukkan perilaku melakukan sarapan rutin yang sehat untuk memenuhi kebutuhan 30% energi. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman konsep sarapan sehat serta faktor kebiasaan anak untuk sarapan pagi yang kurang dipupuk sejak dini. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu menjadi perhatian tentang pentingnya sarapan rutin yang sehat bagi anak-anak usia sekolah.  Salah satu metode yang bisa digunakan dan mudah diterima oleh anak-anak usia SD adalah media pembelajaran menggunakan booklet yang berisi tentang pemahaman konsep sarapan yang baik dan sehat serta pentingnya sarapan sebelum memulai aktivitas sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami serta gambar ilustrasi yang menarik. Dengan cara tersebut diharapkan pada akhirnya siswa akan senantiasa tetap fokus dan mampu menerima pelajaran di sekolah dengan baik.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Susilo, M., Kurnia, A., Mardiana, M., Tianri, P., & Triyono, A. (2019). Edukasi Sarapan Sehat Anak Sekolah Melalui Media C-BreakLet (Creative Breakfast Booklet) di Semarang. Sport and Nutrition Journal, 1(2), 53-57. https://doi.org/10.15294/spnj.v1i2.34909

References

Balitbangkes. (2010). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Jakarta: Kemenkes RI.
Balitbangkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Dahlan, S. (2015). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan (6th ed.). Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
Dinkes Semarang. (2015). Profil kesehatan kota Semarang 2015. Semarang.
Fatmah. (2015). Gerakan sarapan sehat anak sekolah ( sarasehan ) untuk peningkatan pengetahuan ibu tentang sarapan sehat anak sekolah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 12(1), 12–19.
Hardinsyah;, & Aries, M. (2012). Jenis pangan sarapan dan perannya dalam asupan gizi harian anak usia 6-12 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Pangan, 7(2), 89–96.
Setyawati, Veria, V. A., & Herlambang, B. A. (2015). Model edukasi gizi berbasis e-booklet untuk meningkatkan pengetahuan gizi balita. Jurnal Informatika Upgris.
Zulaekah, S. (2012). Efektivitas pendidikan gizi dengan media booklet terhadap pengetahuan gizi anak sekolah dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.