Abstract

Gangguan autistik, merupakan suatu bentuk kelainan mental. Penyebabnya masih belum diketemukan. Gangguan yang terjadi hingga mencapai 2 dari 5 kasus setiap 10.000 anak usia di bawah 12 tahun. Sementara ini obat yang dipakai untuk menyembuhkan adalah melalui proses terapi dengan tujuan mengurangi permasalahan atau penyakit yang diderita. Jenis terapi di seluruh dunia berjumlah ratusan bahkan ribuan dengan metode yang berbeda-beda pula. Salah satu terapi yang diterapkan untuk penyembuhan adalah menggunakan media musik. Berdasarkan observasi di beberapa sekolah khusus autis, banyak yang sudah menerapkan metode tersebut, salah satunya dan yang menjadi tempat penelitian penulis yaitu di SLB YPAC Semarang. Tulisan ini akan memberikan contoh pelatihan musik dengan media yang ada disekitar kita dan dapat digunakan menjadi salah satu cara untuk mengembangan kreativitas dalam belajar musik. Hasil pengamatan dan observasi partisipatif di lapangan menunjukkan bahwa musik digunakan sebagai sarana memperkuat ingatan (reinforcement) melalui proses pengulangan lagu sederhana. Terapi musik yang diterapkan memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk lebih berani terbuka dan percaya diri. Musik juga membantu meningkatkan kepekaan ritmik melalui permainan gelas yang bersifat perkusif. Bentuk lagu sederhana, one part song form dengan figur yang mudah ditiru atau diikuti memberikan peluang lebih besar untuk memperkuat daya ingat, meningkatkan fokus dan membantu perkembangan bahasa.