Hubungan  Faktor  Maternal  Ibu  dengan  Kejadian  Stunting  pada Balita Usia 24-59 Bulan di Kabupaten Grobogan

Authors

  • Salsabila Kinaya Pranindita Lala Universitas Negeri Semarang Author
  • Ari Yuniastuti Universitas Negeri Semarang Author
  • Sri Ratna Rahayu Universitas Negeri Semarang Author

DOI:

https://doi.org/10.15294/ijphn.v5i1.28999

Keywords:

stunting, maternal factors, toddlers

Abstract

 Latar Belakang: Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan pada balita, dimana 
panjang atau tinggi badan menurut usia berada di bawah –2 Standar Deviasi (SD) pada kurva 
WHO Hasil Sensus Status Gizi Indonesia (SSGI) dari penimbangan massal pada Februari 
dan Agustus 2023 mencatat prevalensi stunting sebesar 7,58 %, meningkat signifikan sebesar 
4,17 % dibandingkan tahun 2022. 
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case control. Pop
ulasi penelitian ini adalah seluruh balita usia 24–59 bulan yang terdaftar di Dinas Kesehatan 
Kabupaten Grobogan tahun 2024, dengan sampel minimal 45 balita pada kelompok kasus 
dan 45  balita pada kelompok kontrol. Variabel dalam penelitian ini antara lain usia ibu, status 
gizi ibu saat hamil, riwayat anemia ibu saat hamil, dan pendidikan ibu. Analisis univariat di
gunakan untuk menampilkan distribusi data dasar, sedangkan analisis bivariat menggunakan 
uji chi square. 
Hasil: Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan signifikan antara status gizi ibu saat 
hamil (p=0,006), anemia ibu saat hamil (p=0,010), usia ibu (0,010) dan pendidikan ibu 
saat hamil (p=0,003) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kabupaten 
Grobogan. 
Kesimpulan: Studi ini menemukan bahwa faktor-faktor maternal seperti gizi buruk, anemia 
selama kehamilan, usia ibu yang berisiko, dan tingkat pendidikan yang rendah secara signifi
kan terkait dengan stunting pada anak-anak berusia 24–59 bulan di Kabupaten Grobogan.

Downloads

Published

2025-08-04

Article ID

28999

Issue

Section

Articles