Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri terhadap Gejala Penyakit Kulit Dermatosis (Studi Kasus di KUB Seroja Getasrejo Grobogan)
DOI:
https://doi.org/10.15294/ijphn.v4i1.9658Keywords:
Occuptional contact dermatitis, irritants and allergens, batik craftsmenAbstract
Latar Belakang: Dermatitis akibat kerja (dermatosis) ialah penyakit biasa serta tidak membahayakan jiwa, banyak pekerja yang tidak berobat ke dokter. Pekerja batik berisiko menderita dermatosis karena tuntutan pekerjaan mereka. Pengrajin batik umumnya banyak terkena zat pewarna sintesis serta lilin yang sifatnya zat iritan serta alergen. Studi ini tujuannya mencari tahu korelasi pemakaian alat pelindung diri terhadap gejala penyakit kulit (dermatosis).
Metode: Jenis penelitian ini ialah observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi studi ini yaitu seluruh pekerja batik di KUB Seroja Getasrejo Kabupaten Grobogan kemudian memakai teknik pengambilan sampel lewat cara total sampling didapatkan sampel sebanyak 47 pekerja pada KUB Seroja. Instrumen penelitian yakni kuesioner, observasi dan studi dokumen serta data yang dianalisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara personal hygiene (p=0,001) dan lama kontak (p=0,005) dengan gejala dermatosis, sedangkan penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak memiliki korelasi dengan gejala dermatosis pada pekerja batik KUB Seroja.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara personal hygiene dan lama kontak dengan gejala dermatosis, sedangkan penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak memiliki korelasi dengan gejala dermatosis pada pekerja batik. Saran penelitian ini adalah memberikan edukasi mengenai pencegahan dan dampak penggunaan bahan kimia pada pekerja.