Ramifications of Divorce by Dayak Customary Law: Exploring Legal Consequences in Indonesian Legal System

Authors

DOI:

https://doi.org/10.15294/jllr.vol5i1.2091

Keywords:

Central Kalimantan, Dayak Customary Law, Divorce

Abstract

This research explains the consequences of divorce according to the laws of the Dayak traditional community in Central Kalimantan province. The research method used is normative using primary and secondary legal materials. Customary law is one of the laws recognized in Indonesia. Customary law in Central Kalimantan is implemented by the existence of Dayak traditional institutions in Central Kalimantan which have been outlined in Central Kalimantan Province Regional Regulation No. 16 of 2008 and Central Kalimantan Governor Regulation no. 13 of 2009 concerning Dayak Traditional Institutions in Central Kalimantan. It is clear that customary law is a separate legal system so that it is different from other legal systems. The results of this research show that the consequences of divorce carried out by the Dayak traditional community are not only regulated by positive law in force in Indonesia, namely Law Number 1 of 1974 concerning Marriage, but are also regulated by Dayak customary law based on Regional Regulations. Kalimantan Province Regional Regulations. 16 of 2008 concerning Dayak Traditional Institutions in Central Kalimantan, there are Dayak customary punishments and marriage agreements carried out by parties from the Dayak traditional community.

References

Abdullah, Rahmat Hi. “Urgensi Hukum Adat Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Nasional.” FIAT JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum 9, no. 2 (2016): 168–81. https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v9no2.595.

Abdurrahman. Penegakkan Hukum Adat Atau Revitalisasi Hukum Adat, Makalah Pada Pertemuan Damang Kepala Adat Se-Kalimantan Tengah Di Palangka Raya . Palangkaraya, 2005.

Abidin, Usman, and Lukman S Tharir. “Analysis of Judges’ Decision on Witness Divorce Evidence in Donggala Religious Court.” International Journal Of Contemporary Islamic Law And Society 4, no. 2 (December 12, 2022): 44.

Abubakar, Lastuti. “Revitalisasi Hukum Adat Sebagai Sumber Hukum Dalam Membangun Sistem Hukum Indonesia.” Jurnal Dinamika Hukum 13, no. 2 (2013): 319–31. http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/view/213.

Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, I Gede Pasek Pramana, Putu Edgar Tanaya. “Hukum Adat Dan Hukum Nasional: Elaborasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat.” Jurnal Majelis 2 (2020): 115–45.

Anom, I Gusti Ngurah. “Eksistensi Perceraian Adat Di Desa Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem Setelah Berlakunya Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.” Jurnal Sosiologi Pedesaan (2012): 239–50.

Dlaifurrahman, Muhamamd, Akhmad Fauzi Aseri, and Mujiburohman Mujiburohman. “Hukum Hadat Dayak Ngaju: Tahiu Janji Pangawin Di Kalimantan Tengah.” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan 17, no. 1 (2023): 414. https://doi.org/10.35931/aq.v17i1.1576.

Grappelly, Gery Gea. “Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Norma Adat Dayak Ngaju, Atas Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Di Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah).” Bhirawa Law Journal 3, no. 2 (2022): 110–19. https://doi.org/10.26905/blj.v3i2.8902.

Harahap, Asliani. “Pembaharuan Hukum Pidana Berbasis Hukum Adat.” Jurnal EduTech 4, no. 2 (2018): 5.

Hikmawati, Puteri. “Relevansi Pelaksanaan Hukum Pidana Adat Dayak Di Kalimantan Barat Dengan Hukum Pidana Nasional.” Kajian 15, no. 4 (2016): 725–50.

I Kadek Sukadana Putra, Ketut Sudiatmaka, and Dewa Bagus Sanjaya. “Akibat Hukum Perceraian Dari Perkawinan Nyentana Dalam Perspektif Hukum Adat Bali (Studi Kasus Di Kerambitan Tabanan).” Jurnal Komunitas Yustisia 5, no. 2 (2022): 629–43. https://doi.org/10.23887/jatayu.v5i2.51691.

Imayah. “Proses Perceraian Masyarakat Hukum Adat Towani.” Thesis. Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada, 2021.

Jumaidi, Susanto. “Suku Bangsa Di Kalimantan Tengah.” Kompas.com, March 17, 2023. https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/17/210000679/suku-bangsa-di-kalimantan-tengah?page=all.

Lontaan, J.U. Sejarah, Hukum Adat, Dan Adat Istiadat Kalimantan-Barat. . Jakarta: Pemda Tingkat I Kalbar, 1974.

Maulana, Rezky. “Penyelesaian Perkara Perceraian Masyarakat Dayak Melalui Lembaga Kedamangan Di Kota Palangka Raya.” Thesis. Universitas Islam Negeri Antasari, 2018.

Maulani, Defitri. “Akibat Hukum Putusnya Perkawinan Dalam Masyarakat Hukum Adat Suku Domo Di Kenegerian Rumbio Kabupaten Kampar.” Rabit : Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Univrab, 2019.

Munawaroh, Nafiatul. “Sahkah Perceraian Tanpa Sidang Pengadilan?” Hukumonline, February 24, 2023. https://www.hukumonline.com/klinik/a/perceraian-tanpa-sidang-lt5288d5715f76a/#:~:text=Jika Perceraian Tidak Dilakukan Melalui Pengadilan&text=Jadi%2C menjawab pertanyaan Anda%2C jika,pernyataan cerai adalah tidak sah.

Muzainah, Gusti. Azas Kemanfaatan Tentang Kependudukan Dalam Hukum Waris Masyarakat Banjar. Yogyakarta: Pustaka Akademika, 2016.

Pelu, Ibnu, Ahmad Dakhoir, Go Lisanawati, and Jefry Tarantang. “The Combination of Legal System: Reconciliation of Divorce in Dayak Ngaju Customary Law and Positive Law.” Jurnal Akta 9, no. 1 (March 24, 2022): 433–70.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan adat Dayak di Kalimantan Tengah (2008).

Pratiwi, Putri Fransiska Purnama, and Aji Pratama. “Sanksi Adat Bagi Panyapa Dalam Hukum Adat Dayak Ngaju.” Jurnal Hukum Agama Hindu 19, no. 2 (2022): 65–82.

Ribeiro, Natacha, 1234457, Natacha Ribeiro, Longitudinal Study Cha, Técnico Y Tecnológico, M C Joan Erick, Gómez Miranda, et al. “Eksistensi Hukum Pidana Adat Dalam Menangani Delik Adat Pada Masyarakat Hukum Adat Dayak Pangkodan Di Desa Lape Kecamatan Sanggau Kapuas Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.” Revista Cenic. Ciencias Biológicas 17, no. 3 (2014): 1–26..

Ridwan, Khudzaifah Dimyati, and Aidul Fitriciada Azhari. “Perkembangan Dan Eksistensi Hukum Adat: Dari Sintesis, Transplantasi, Integrasi Hingga Konservasi.” Jurnal Jurisprudence 6, no. 2 (2017): 106. https://doi.org/10.23917/jurisprudence.v6i2.3008.

Rodliyah, Nunung. “Akibat Hukum Perceraian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.” Jurnal Keadilan Progresif 5, no. 1 (2004): 313.

Setiawan, Rahmad Fahreza, and Lisnawati. “Jipen : Menilik Hukum Adat Dayak Perspektif Kaidah Fikih Jinayah.” Jisyaku :Jurnal Syariah Dan Hukum 2, no. 1 (2023): 59–70.

Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermassa, 1985.

Syahbandir, Mahdi. “Kedudukan Hukum Adat Dalam Sistem Hukum (The Structure of Customary Law In Indonesia’s Legal System).” Jurnal Kanun 4, no. 50 (2010): 1–13.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam. Bandung: Citra Umbara, 2007.

Yaqin, Husnul. “Keabsahan Perceraian Yang Dilakukan Dengan Pesan Melalui Media Telepon.” Mimbar Keadilan 12, no. 2 (2020): 155–66.

Yuliyani, Allya Putri. “Peran Hukum Adat Dan Perlindungan Hukum Adat Di Indonesia.” Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains 2, no. 09 (2023): 860–65. https://doi.org/10.58812/jhhws.v2i09.648.

Yusuf Ibrahim, Muhammad. “Hukum Adat Di Indonesia Indonesian Adat Law.” Jurnal Pengabdian 1, no. 2 (2022): 250–59.

Downloads

Article ID

2091

Published

01/31/2024

How to Cite

“Ramifications of Divorce by Dayak Customary Law: Exploring Legal Consequences in Indonesian Legal System”. 2024. Journal of Law and Legal Reform 5 (1): 53-74. https://doi.org/10.15294/jllr.vol5i1.2091.

Similar Articles

1-10 of 21

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>