Edukasi “Bencana Longsor” Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Keywords:
Edukasi, Bencana Longsor, Banyukuning, Bandungan.Abstract
Secara historis kejadian tanah longsor di Kabupaten Semarang mempunyai frekuensi yang tinggi. Pada tahun 2013 terjadi 44 kali, dan pada tahun 2014 terjadi 123 kali. Kenaikan kejadian longsor selalu diikuti dengan meningkatnya kerugian baik berupa korban jiwa maupun harta benda. Bencana longsor telah terjadi beberapa kali di Desa Banyukuning. Dalam rentang waktu tahun 2012 sampai dengan 2017 telah terjadi bencana longsor 9 kali. Pada tahun 2018 sampai dengan 2021 terjadi bencana longsor 6 kali. Pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti tahun 2023 menunjukkan bahwa Desa Banyukuning 102,72 Ha wilayahnya termasuk memiliki tingkat bahaya longsor tinggi, 485,84 Ha memiliki tingkat bahaya sedang, dan hanya 283,21 Ha dari wilayahnya memiliki tingkat bahaya longsor rendah. Analisis situasi menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang bencana longsor masih rendah. Begitu juga kapasitas masyarakat juga masih rendah. Edukasi “bencana longsor” belum pernah diadakan. Padahal hal ini sangat penting guna meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana longsor. Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka dipandang perlu untuk dilaksanakan pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian ini adalah (1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bencana longsor, (2) meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor, dan (3) Memberi keterampilan tentang cara mengurangi risiko bencana longsor. Solusi yang ditawarkan adalah melalui Ceramah tentang Pengetahuan bencana longsor dan risiko bencana longsor, Latihan “Simulasi Bencana Longsor” guna meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana, dan mengadakan FGD (Focus Group Discussion). Metode dan pendekatan yang digunakan berupa pendekatan partisipatif, pendekatan kegiatan berbasis masyarakat (dari masyarakat-oleh masyarakat-untuk masyarakat), dan pendekatan komprehensif. Kegiatan yang dilaksanakan mencakup beberapa tahap, yaitu tahap sosialisasi tentang bencana longsor, tahap pelaksanakan kegiatan FGD dan simulasi bencana longsor. Dengan kegiatan itu diharapkan warga masyarakat akan dapat melakukan mitigasi bencana longsor guna mengurangi kerugian akibat bencana longsor.