Implementasi Nilai Gotong-Royong Dalam Tradisi Ro’an Di Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah Gunungpati Kota Semarang
DOI:
https://doi.org/10.15294/ucej.v9i3.14990Keywords:
Mutual Cooperation Values, Tradition, Ro’anAbstract
Ro’an adalah istilah yang digunakan oleh santri di pondok pesantren untuk melakukan kegiatan kerja bakti dan bersih-bersih secara massal di lingkungan sekitar pesantren dengan tujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Salah satu Pondok Pesantren yang sampai saat ini masih melaksanakan tradisi ro’an adalah Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunah Waljamaah Gunungpati, Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perwujudan nilai gotong-royong dan menganalisis faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan tradisi ro’an di Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunah Waljama’ah. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Durotu Ahlissunah Waljama’ah menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, dan teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan atau verfikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Penerapan nilai gotong-royong dalam tradisi ro’an di Ponpes Durrotu Ahlissunah Waljama’ah Gunungpati, Kota Semarang meliputi beberapa nilai yang terkandung didalamnya, diantaranya nilai sukarela, nilai kebersamaan, nilai kerjasama, nilai kepatuhan, nilai kepedulian, nilai kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab. Semuanya terbungkus dalam satu kegiatan yakni dari pelaksanaan tradisi roan. (2) hasil penelitian selanjutnya yaitu faktor pendukung, meliputi perintah dari kyai sebagai pengasuh pondok pesantren, adanya aturan dan sanksi yang diterapkan, dukungan warga dan lingkungan di sekitar pondok pesantren. Kemudian faktor penghambat kegiatan tradisi roan meliputi kurang tegasnya pengurus dalam mengkoordinir santri, pengaruh rasa malas antar sesama santri, dan kegiatan kampus yang padat yang menyebabkan interaksi santri di pondok menurun.