Aktivitas Antibakteri Kombinasi Temu Putih dan Temulawak terhadap Streptococcus Mutans
(1) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(3) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Temu putih (Curcuma zedoaria) dan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) merupakan tanaman yang memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak tunggal dan kombinasi temu putih dan temulawak terhadap Streptococcus mutans. Perbandingan temu putih dan temulawak yang digunakan dalam larutan sampel kombinasi ekstrak adalah 1:1, 1:3, 3:1, dengan konsentrasi 5/10 dan 10/10 (b/v). Metode penelitian yang dilakukan dimulai dengan maserasi menggunakan pelarut n-heksan dan etanol 70% kemudian dilakukan uji fitokimia, dan pengujian karakteristik ekstrak menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS), selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol temu putih dan temulawak mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tannin. Karakterisasi menggunakan GC-MS ekstrak temu putih dan temulawak didapatkan 3 senyawa aktif utama yang memiliki aktivitas antibakteri yakni germacrone, α-curcumene, dan zingiberene. Ekstrak tunggal temu putih memiliki daya antibakteri yang paling baik diantara sampel lainnya. Kombinasi ekstrak temu putih dan temulawak tidak memiliki efek antibakteri yang lebih baik dari ekstrak tunggalnya.
White Turmeric and Curcuma are worthwhile plant because the secondary metabolic compound in it that have antimicrobial effect. This research aims to find the effect of single extract antibacterial and combination of white turmeric and curcuma towards Streptococcus mutans. Ratio of white turmeric and curcuma which are used in the solvent sample of combination extract are 1:1, 1:3, 3:1, with concentration 5/10 and 10/10 (b/v). Method of the study is started with maceration using solvent n-Hexane and ethanol, then phytochemical check. The extract characteristic check is usedGas Chromatography-Mass Spectroscopy(GC-MS), after that antibacterial activity test towards Streptococcus mutans is done by diffusion disk method. The result of the study shows that white turmeric and curcuma ethanol extract contains flavonoid, saponin, and tannin. Characterization of white turmeric extract using GC-MS shows 3 top compounds that have antibacterial effect; germacrone, α-curcumene, and zingiberene. Single extract white turmeric has finest antibacterial capacity. On the other side, combination of white turmeric and curcuma extract does not have better effect than the single extract.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alexander DKN. 2015. Efek Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap Resisten Staphylococcus aureus (MRSA). Majority 4(8):177-184.
Bugno A, Maria AN, Adriana, ABA, Tatiana CP, & Mariangela TA. 2007. Antimicrobial Efficacy of Curcuma zedoaria Extract as Assessed by Linear Regresion Compared with Commercial Mouhrinse. Braz Journal Microbiol 38:440-445.
Darwis W, Hefiedzani M, & Raden RSA. 2012. Efektivitas Ekstak Akar Daun Pecut Kuda Stachytarpetha jamaicensis (L) Vahl dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Candida albicans Penyebab Kandidiasis Vaginalis. Konservasi Hayati 8(2):1-6.
Grandiosa R. 2010. Efektivitas Penggunaan Larutan Filtrate Jintan Hitam (Nigella sativa) Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In-Vitro dan Uji Toksisitasnya Terhadap Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Bandung: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Jung-eun K, Kim HE, Hwang JK, Lee HJ, Kwon HK, & Kim BI. 2008. Antibacterial Characteristic of Curcuma xanthorriza Extract on Streptococcus mutans Biofilm. J Microbiol 46(2):228-231.
Noer IS & Leni N. 2006. Bioaktivitas Ulva reticulate Forsskal. Asal Gili Kondo Lombok Timur Terhadap Bakteri. Jurnal Biotika 5(1):45-60.
Nugroho KMD. 2016. Isolasi Senyawa Bioaktif Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) sebagai Bahan Baku Antibakteri. Indo J Chem Sci 5 (3):208-112.
Rinawati ND. 2010. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.) Terhadap Bakteri Vibrio alginolycticus. Surabaya: Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Institus Teknologi Sepuluh November.
Santoso O, Aini PW, & Nila K. 2012. Pengaruh Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora persica) terhadap Streptococcus mutans: Studi In Vitro dan In Vivo. Media Medika Indonesiana 46(3):163-167.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.