Pemberdayaan Masyarakat di Desa Wonosari Kecamatan Trucuk melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Hewan Menjadi Pupuk Kompos
(1) Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(3) Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(4) Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Limbah ternak jika tidak dapat dikelola dengan tepat dapat menyebabkan lingkungan sekitar tercemar. Kandungan kimia seperti NH3, NH, dan senyawa lainnya dalam kotoran ternak jika tertumpuk berlebihan menimbulkan efek negatif. Namun, kotoran ternak juga berpotensi mengadung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanah pertanian. Dari satu ekor sapi dapat menghasilkan pupuk kandang dalam jumlah 8-10 kg per hari atau 2,6-3,6 ton per tahun, jika digunakan sebagai pupuk organik maka penggunaan pupuk anorganik/kimia akan berkurang. Upaya pengendalian kadar penggunaan pupuk anorganik dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang dihadapi, yaitu degradasi tanah lahan pertanian. Mahasiswa KKN UNNES GIAT 2 berinisiatif menyelenggarakan kegiatan pengabdian berupa sosialisasi dan pelatihan penggunaan limbah kotoran ternak untuk membuat pupuk kompos padat dan cair di Dukuh Majegan, Desa Wonosari. Pelatihan ini bertujuan menjadi media kampanye peralihan penggunaan pupuk anorganik/kimia ke pupuk organik. Dengan diselenggarakan pelatihan ini, masyarakat dapat memproduksi pupuk kompos secara mandiri sebagai solusi mudah untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Hasil dari pelatihan pembuatan pupuk kompos ini berupa 30 kg pupuk kompos padat dan 5 liter pupuk cair.
Keywords
Limbah kotoran ternak, pupuk organik, pupuk kompos, pengabdian masyarakat
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License