Studi Etnobotani Famili Zingiberaceae dalam Kehidupan Masyarakat Lokal di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi, Riau
(1) Kampus Bina Widya Jln. HR. Soebrantas KM 12.5, Pekanbaru, 28293, Indonesia
(2) Kampus Bina Widya Jln. HR. Soebrantas KM 12.5, Pekanbaru, 28293, Indonesia
(3) Kampus Bina Widya Jln. HR. Soebrantas KM 12.5, Pekanbaru, 28293, Indonesia
Abstract
Kecamatan Pangean di Kabupaten Kuantan Singingi memiliki sejarah yang lama dalam pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai bahan makanan, obat atau prosesi ritual. Penelitian ini bertujuan memperlihatkan peranan Zingiberaceae oleh Masyarakat di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi dan untuk kajian botani, etnomedisin, etnoekonomi, etnofarmakologi, etnoekologi serta etnoantropologi. Pengumpulan data dihasilkan dengan menggunakan kuisioner terhadap Masyarakat yang mengetahui manfaat Zingiberaceae dalam kehidupan sehari-hari, spesimen famili Zingiberaceae dikumpulkan dari lapangan. Karakter morpologi dikoreksi untuk identifikasi spesimen. Total dari sebelas spesies yang ditemukan adalah Curcuma Domestica, Zingiber officinale, Kaemferia galanga, Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma xanthoriza, Zingiber argenteum, Costus spesiosus, Zingiber sp., Globba pendula dan Alpinia mutica. Secara umum, semua spesies ini berperawakan herba. Dokumentasi kajian etnomedisin yang menggunakan famili Zingiberaceae dengan tumbuhan obat lainnya untuk memperoleh dosis yang tepat. Kajian etnoekonomi memiliki nilai ekonomi yang rendah dari famili Zingiberaceae. Kajian etnoekologi menunjukkan bahwa famili Zingiberaceae lebih banyak dibudidayakan dalam penggunaannya daripada berasal dari hutan, sedangkan dalam bidang antropologi, masyarakat memanfaatkan famili ini untuk ritual tertentu. Famili ini juga memberikan efek farmakologi jika masyarakat tidak memiliki takaran dan penyajian yang tepat.
Pangean District in Kuantan Singingi has long history in using variuos kinds of plant in their daily life, either for food, medicine or rituals. The study was aimed to reveal the role of Zingiberaceae by the society of Subdistrict of Pangean, District of Kuantan Singingi, Riau Province, and to study the botany, as well as the role of plants in ethnomedicine, ethnoeconomy, ethnopharmacology, ethnoecology and ethnoanthropology fields. Data collection was conducted by distributing quetionaires to people who know the use of Zingiberaceae in daily life, the Zingiberaceae specimens were collected from the field. Morphological characters were carefully examined for species identification. A total of eleven Zingiberaceae species were identified in this study i.e Curcuma Domestica, Zingiber officinale, Kaemferia galanga, Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma xanthoriza, Zingiber argenteum, Costus spesiosus, Zingiber sp., Globba pendula and Alpinia mutica. Generally, all of these species were herbaceous. Ethnomedicine study documented the use of Zingiberaceae with other medicinal plants to get accurate dosage. Ethnoeconomic study revealed the low economic value of Zingibeaceae. Ethnoecological study showed that the cultivated Zingiberace was more common used than wild species, while the study of ethnoanthropology showed that people used some Zingiberaceae for specific rituals. This family give farmacological effect if the people didn’t use the correct dosage and preparation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anonim1. 2011. http://obatherbalnusantara.wordpress. com/2011/12/07/manfaat-khasiat-lengkuas-untuk-kesehatan/. [akses: Pekanbaru, 20 Maret 2013]
Anonim2. 2011. http://tamansafari.com/flora/preview. php?id=12. [akses: Pekanbaru, 20 Maret 2013]
Anonim3. 2013. http://nandagokilz1.wordpress.com /2013/02/10/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kunyit-curcuma-domestica-val/. [akses: Pekanbaru, 20 Maret 2013]
Anonim4. 2013. http://tanamanobat-herbal.blogspot. com/2013/05/kandungan-kimia-serta-manfaat-temulawak.html. [akses: Pekanbaru, 20 Mei 2013]
Anonim5. 2012. http://permathic.blogspot.com/2012 /05/kandungan-dan-manfaat-jahe-bagi.html. [akses: Pekanbaru, 20 Maret 2013]
Des, M. 1993. Inventarisasi Tumbuhan Obat Tradisional di Kotamadya Padang. Abstr. 2678. hal 38. dalam Sari Laporan Penelitian dan Survei Jilid 18. 1995. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI. Jakarta.
Dharmono. 2007. Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella asiatica) di Suku Dayak Bukit Desa Haratai 1 Loksado. J. Bioscience Vol. 4 (2): 71-78.
Kuntorini, E. M. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat di Kota Madya Banjarbaru. J Bioscience 2(1) : 25-36.
Martin, G. J. 1995. Etnobotani : Sebuah manual pemeliharaan Manusia dan Tumbuhan. Edisi Bahasa Melayu Terjemahan Maryati Mohamed, Natural History publications (Borneo) Sdn. Bhd. Kinabalu. Sabah, Malaysia.
Rifai, M. A. 1998. Pemasakinian Etnobotani Indonesia : Suatu Keharusan demi Peningkatan Upaya Pemanfaatan, Pengembangan dan Penguasaannya. Prosiding Seminar Nasional Etnobotani III ( 5-6 Mei 1998, Denpasar-Bali) : 352-356.
Rukmana, R. 1994. Kencur. Kanisius. Yogyakarta.
Sastroamidjojo, S. 2001. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat. Jakarta.
Setyowati, F. M. dan Wardah. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Masyarakat Talang Mamak di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Riau. J. Biodiversitas. Vol 8 (3) : 228-232.
Siagian, M.H. dan Sunaryo. 1996. Pemanfaatan Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Lembak Delapan, Bengkulu, Abstr. 0554. Hlm 246 Dalam Indeks BeranotasiKeanekaragaman Hayati dalam Publikasi Ilmiah Staf Peneliti Pusat PenelitianBiologi-LIPI, 2002. Biodiversity Conservation Project. Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor.
Soemiati, A. dan Berna E. 2002. Uji Pendahuluan Efek Kombinasi Antijamur Infus Daun Sirih (Piper betle L.), Kulit Buah Delima (Punica granatum L.), Dan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Jamur Candida albicans. J. Makara, Seri Sains Vol. 6 (3).
Steenis, C. G. G. J. V. 2003. Flora Untuk Sekolah di Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Sudarsono, Harini dan Marsono. 2003. Obat tradisional dalam naskah kuno sebagai dasar pengembangan manfaat di masa depan. Seminar Menapak Jejak Sejarah Memberi Makna ke Depan. Yayasan Pengkajian Naskah dan Sejarah. Jogjakarta.
Suprihatin, S. D. 1992. Candida dan Kandidiasis Pada Manusia. FK UI, Jakarta.
Syafei, E. S. dan Taufikurrahman. 1994. Pengantar Ekologi Tumbuhan. MIPA ITB. Bandung.
Tedjo A., Dondin S., Latifah K. D. 2005. Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu Mangga. J. Makara, Kesehatan. Vol. 9(2): 57-62.
Zuhud, E. A. M. 1991. Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia. Prosiding. Bogor.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.