Optimasi Jenis dan Konsentrasi ZPT dalam Induksi Kalus Embriogenik dan Regenerasi menjadi Planlet pada Carica pubescens (Lenne & K.Koch)

Nika Sari(1), Enni Suwarsi R(2), Sumadi -(3),


(1) FMIPA UNNES Gd D6 Lt 1 Jln. Raya Sekaran- Gunungpati- Semarang 50299 Telp./Fax. (024) 8508033
(2) FMIPA UNNES Gd D6 Lt 1 Jln. Raya Sekaran- Gunungpati- Semarang 50299 Telp./Fax. (024) 8508033
(3) FMIPA UNNES Gd D6 Lt 1 Jln. Raya Sekaran- Gunungpati- Semarang 50299 Telp./Fax. (024) 8508033

Abstract

Carica pubescens (Lenne & K. Koch) Badillo atau Vasconcellea pubescens, di Indonesia hanya ditemukan di daerah pegunungan Dieng dan Bali. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan yang efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh jenis dan konsentrasi ZPT terhadap induksi kalus embriogenik pada media ½ MS pada C. Pubescens. Penelitian pertama (induksi) merupakan percobaan 2 faktor yang disusun menggunakan rancangan acak petak tersarang (Split block Design) dengan 4 ulangan. Penelitian kedua (regenerasi kalus) merupakan percobaan satu arah yang disusun dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 ulangan. Analisis menggunakan ANAVA dan uji lanjut BNT dengan taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi kalus embriogenik dari eksplan jaringan daun paling tinggi didapatkan pada perlakuan ZPT 2,4-D 3 mg/l + TDZ 1 mg/l yang ditambahkan pada media ½ MS, menghasilkan persentase kalus dan berat kalus yang paling tinggi. Untuk regenerasi jenis ZPT BAP dengan konsentrasi 4 mg/l dalam media MS arang aktif yang mengandung NAA 0,2 mg/l, menghasilkan persentase pembentukan kalus menjadi tunas dan jumlah kalus yang membentuk tunas dengan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk menginduksi kalus embriogenik menggunakan kombinasi ZPT 2,4-D dan thidiazuron, sedangkan untuk regenerasinya menggunakan ZPT BAP dan NAA.

In Indonesia, Carica pubescens (Lenne & K. Koch) Badillo and Vasconcellea pubescens only found in mountainous areas in Dieng and Bali. Tissue culture is an efficient propagation technique. The aim of this research was to assess the effect of the type and concentration of plant growth regulator on embryogenic callus induction on ½ MS medium in C. Pubescens. The first study (induction) was a two factor experiment were prepared using a nested plot randomized complete block design (Split block design) with 4 replications. The second study (callus regeneration) is a one-way experiment which prepared using a completely randomized design (CRD) with four replications. Data were analyzed using ANAVA and LSD to further test error level of 5%. The results showed that the induction of embryogenic callus from leaf tissue explants obtained at the highest 2,4-D treatment PGR 3 mg/l+TDZ 1 mg/l were added to the media ½ MS, produce weight percentage of callus and callus highest. For regeneration of PGR BAP with a concentration of 4 mg/l in MS medium containing activated charcoal NAA 0.2 mg/l, a greater percentage of callus formation into buds and the number of callus forming buds with optimal results. Based on the research results, it suggested to induce embryogenic callus using PGR combination with 2,4-D and thidiazuron, while for regeneration was suggested to use PGR BAP and NAA.

Keywords

2,4-D, BAP, callus induction, Carica pubescens, NAA, thidiazuron

Full Text:

PDF

References

Amalia, A. R. 2010. Pembentukan Kalus Embriogenik dari Tunas Lateral Karika Dieng dalam Media In vitro dengan Penambahan BA dan NAA. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Arifantika, D. 2010. Penggunaan Naphthalene Acetic Acid dan Benzyl Adenine untuk Memacu Pertumbuhan Kalus Karika dari Eksplan Antera pada Keadaan Gelap dan Terang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Chang, C. & Chang, W. 2000. Effect thidiazuron on bud development of Cymbidium sinensis WilldWilld in vitro. Plant Growth Regeneration, 30, 171-175.

Damayanti, D., Sudarsono, Mariska, I. & Herman M. 2007. Regenerasi Pepaya melaui Kultur In Vitro. Jurnal AgroBiogen, 3(2), 49-54.

Fikriati, U. I. 2009. Induksi Kalus dari Eksplan Daun KArika Dieng dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh BA dan NAA. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Fitriani, H. 2008. Kajian Konsentrasi BAP dan NAA terhadap Multiplikasi Tanaman Artemisia annua L. secara In Vitro. Skripsi. Surakarta : Fakultas Pertanian UNS.

Gill, N. K., Gill, R. & Gisal, S. S. 2004. Factors enhacing somatic embryogenesis and plant regeneration in sugarcane (Saccharum officinarum L). Indian Journal. Biochem, 3, 119-123.

Gunawan, L. W. 1995. Teknik Kultur In Vitro dalam Holtikultura. Jakarta: Penebar Swadaya.

George, E. F. & Sherrington, P. D. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Handbook and Directory of Commercial Laboratories. England: Exegenetic Limited.

Hidayat, S. 2000. Prospek pepaya gunung (Carica pubescens Lenne & K. Koch) dari pegunungan Sikunang Dieng, Wonosobo. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI, Bogor: 89-95.

Hendaryono, D. P. S. & Wijayani, A. 1994. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Modern. Yogyakarta: Kanisius.

Imelda, M., Wulansari, A. & Poerba, Y. S. 2008. Regenerasi Tunas dari Kultur Tangkai Daun Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume). Biodiversitas, 9(3), 173-176.

Lestari, E. G. & Yunita, R. 2008. Induksi kalus dan regenerasi tunas padi varietas Fatmawati. Bul. Agron, 36(2), 106-110.

Mattjik, A. A. & Sumertajaya, I. M. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid 1 Edisi ke2. Bogor: IPB Press.

Lestari, E. G. & Yunita, R. 2008. Induksi Kalus dan Regenerasi Tunas Padi Varietas Fatmawati. Bul.Agron, 36(2), 106-110.

Nguyen, T. L. & Ngo T. H. 2006. Using biotechnological approaches for vanda orchid improvement. Delta Rise Research Institute, Vietnam: Omonrise, 14, 140-143.

Pierik, R. L. M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants.Dordrecht, Netherland: Martinus Nijhoff Publisher.

Rahayu, E. S. & Habibah, N. A. 2009. Buku Ajar Kultur Jaringan Tumbuhan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Riyadi, I. & Tirtoboma. 2004. Pengaruh 2,4-D terhadap Induksi Embrio Somatik Kopi Arabika. Bogor : Buletin Plasma Nutfah, 10(2), 82-89.

Ruswaningsih, F. 2007. Pengaruh Konsentrasi Ammonium Nitrat dan BAP terhadap Pertumbuhan Eksplan Pucuk Artemisia annua L. pada Kultur In Vitro. Skripsi. Surakarta : Fakultas Pertanian UNS.

Santoso, U. & Nursandi, F. 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Sastrosupadi, A. 1995. Rancangan Percobaan Praktis untuk Bidang Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Syahid, S. F. & Kristina, N. N. 2007. Induksi dan regenerasi kalus Keladi tikus (Typonium flagelliforme. Lodd.) secara in vitro. Jurnal Littri, 13(4),142-146.

Srinivasan, M., Nachiappan, V. & Rajasekharan, R. 2006. Potential application of urea-derived herbisides as cytokinins in plant tissue culture. J. Biosci, 31(5), 599-605.

Turhan, H. 2004. Callus Induction and Growth in Transgenic Potato Genotypes. African Journal of Biotechnology, 3(8), 375-378.

Widiarso, M. 2010. Kajian Penggunaan BAP dan IBA untuk Merangsang Pembentukan Tunas Lengkeng (Dimocarpus longan Lour) Varietas Pingpong secara In Vitro. Skripsi. Surakarta : Fakultas Pertanian UNS.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.