PENGEMBANGAN KESENIAN KEMPLING SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN DI DESA WISATA KANDRI KOTA SEMARANG
Abstract
Kempling art is a traditional art that has the characteristics of the form of musical performances that use musical instruments gembur, kendhang, karon, telon, kempling and kemanak which is almost the same as the tools used in rebana music which in its development changed like the addition of a keyboard and guitar that is not leaving the characteristic Kempling art with songs that sung like sholawatan, praise and songs that are poupuler in society. Kempling art is an art that has existed in the era of Sunan Giri and Sunan Kalijaga and in 1962 preserved in the Village Tourism Kandri Semarang City. Kempling Art Development conducted by Kempling Art Group is done so that Kempling Art can be enjoyed by the people of Semarang City. Kandri Tourism Village becomes a tourist village in 2012 and it becomes the community's duty to manage and utilize the existing tourism potentials. This study uses qualitative methods with data collection techniques using observation, interviews and documentation and data validity techniques examined by source triangulation method. The purpose of the study is to describe the development undertaken by the community without changing and keep holding tightly Kempling Artistry in the Village Kandri Semarang. Kempling art development is done through the development of songs, musical instruments, performances and costumes.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aesijah, Siti. (2007). Makna Simbolik dan Ekspresi Musik Kotekan. Jurnal Harmoni Vol.8No.3.
Arikunto,suharsimi. (1998). Menejemen Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bastomi, Suwaji. (1988). Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang: IKIP Press.
Bogdan dan Taylor dalam Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: ALFABETA.
Budiharjo, Paulus. (1997). Mengenal Kepribadian Mutakhir. Yogyakarta: Kanisius.
Caturwati, Endang. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press STSI Bandung.
Dimas. (2011). Http://dimaspratama11. wordpress.com/2011/11/19/ analisis-upaya- melestarikan- budaya-bangsa. (3 Februari 2015)
Ejawati, Ninik. (1998). “Bentuk Penyajian dan Fungsi Kesenian Tradisional Odrotdi Desa Sumberejo Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Skripsi S1. Semarang. Sendratasik. UNNES.
Endarini, Adilah. (2017). “Pelestarian Kesenian Babalu Di Sanggar Putra Budaya Desa Proyonanggan Kabupaten Batangâ€. journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst
Geriya, Wayan. (1992). “Kesenian Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasionalâ€. Edi Sedyawati (Ed.). Kongres Kebudayaan. Jakarta: Depdikbud
Hadi, Sutrisno. (1986. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadiwinoto. S. (2002. “Beberapa Aspek Pelestarian Warisan Budayaâ€. Makalah disampaikan pada Seminar Pelestarian dan Pengembangan Masjid Agung Demak, di Demak.
Hernawan, Dedy. (2007). Musik Rebana Lombok. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional UPI Bandung.
Humardani, (1983). Tari Tinjauan Dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya
Jamalus. (1981). Musik 4 untuk SPG Kelas II. Jakarta: CV. Titik Terang.
______ . (1988. Pengajaran Musik melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jazuli, M. (1994). Telaah Teoreritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.
Kayam, Umar. (1981). Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
Kusmayati, Hermien. (2000). Arak-arakan Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Tarawang Press
Malarsih, dkk. (2009. Pendidikan Estetika Melalui Seni Budaya Di Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol 9, No 3. Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik: UNNES.
Moeliono, AM. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Moleong Lexy, J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya.Murtana, I Nyoman. (2011). Strategi Pelestarian Seni Sakral Menuju Pembentukan Program Studi Cagar Budaya. ISI
Nirwanto, Bagus. (2015). “Musik Hadroh Nurul Ikhwan Di Kabupaten Pemalang: Kajian Aransemen dan Analisis Musikâ€.
Prestisa, Galuh. (2013). Bentuk Pertunjukan Dan Nilai Estetis Ksenian Tradisional Terbang Kencer Baitussolikhin Di Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Harmonia Jurnal. Vol 2, No 1. Semarang: sendratasik unnes
Pontoh, Nia Kumasih. (1992). http:// www.scribd.com/ doc/ 148998463/ Pengertian- Pelestarian# scribd
Rachman, Abdul. “Musik Tradisional Thong–Thong Lek di Desa Tanjungsari Kabupaten Rembangâ€, dalam harmonia edisi khusus dies natalis unnes xlii maret 2007, halaman 72-77. Semarang: sendratasik unnes
Risang Ayu, Miranda. (1996, “Problem Pengembangan Seni Kontemporer Islam, Jakarta:Yayasan Festival Istiqlalâ€.
Rochaeni, Eni. 1980. Seni Musik Tiga. Bandung: Ganesa Exact.
Rohendi, Tjetjecep Rohidi. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Rohidi, Tjetjep. Rohedi. Pendekatan Sistem Sosial Budaya dalam Pendidikan. Semarang: IKIP Press.
Sasongko, Wahyu Sigit. (2017). Kreativitas Musik Pada Grup Kentongan Adiyasa di Kabupaten Banyumas. Jurnal Seni Musik. Vol 6, No 2. Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik: UNNES
Sedyawati, Edi. (2008). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sedyawati, Edi. (1984). Tari: Tinjauan Dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Sinaga, Syahrul Syah. (2001). Akulturasi Kesenian Rebana. Harmonia Jurnal pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol 2, No 3.
Sinaga, Syahrul Syah. (2006). Fungsi dan Ciri Khas Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah. Harmonia Jurnal pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol 7, No 3.
Soedarsono, R. M. (1991). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Depdikbud.
Soedarsono, R. M. 1978. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta ASTI Yogyakarta.
Soeharto. M. (1992. Kamus Musik. Jakarta.
Sondang, P. Siagian. (2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiarto, Eko. (2013). Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Berbasis Multikultural. Jurnal sabda. Volume 8, tahun 2013: 52-62.
Sugiarto, Eko, Tjetjep Rohendi Rohidi, & Dharsono Sony Kartika. (2017). The Art Education Construction of Woven Craft Society in Kudus Regency. Harmonia: Journal of Arts Research and Education 17 (1), 87-95.
Sugiyono. (2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&B. Bandung: ALFABETA.
Sumarsono. (1993). Pemertahanan Bahasa Loloan di Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sunarko, Hadi. 1985). Seni Musik I. Klaten: PT. Intan Pariwara.
Sunarto, B. (1987). “Kehidupan Musik gamelan di Tengah Kebudayaan Massaâ€. Paper for Student Seminar ASKI Surakarta.
Yuwono, J. S. E. (1995). Megalitik Indonesia dan Ambiguitas Pamaknaanya. Jurnal Artefak.
Refbacks
- There are currently no refbacks.