SILATURAHIM SEBAGAI BENTUK UTAMA DALAM KEPEDULIAN SOSIAL PADA TRADISI WEH-WEHAN DI KALIWUNGU

Pambayun Mustika Rahayu Sari, Agustinus Sugeng Priyanto

Abstract

Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, serta segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Tradisi merupakan salah satu unsur yang membentuk suatu kebudayaan. Tradisi weh-wehan merupakan tradisi yang masih dilaksanakan sampai saat ini oleh masyarakat Kaliwungu. Tradisi weh-wehan dilaksanakan untuk merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal atau maulud dalam kalender bahasa Jawa. Tradisi weh-wehan adalah tradisi saling memberi atau bertukar makanan dan berkunjung atau silaturahim kepada sanak saudara, kerabat, tetangga, atau teman. Tradisi ini dalam pelaksanaanya mengandung nilai-nilai, salah satunya yaitu nilai kepedulian sosial. Kepedulian sosial merupakan suatu rangkaian ibadah, tidak lepas dari budi pekerti yang luhur/ baik sesuai dengan norma-norma agama, adat istiadat serta norma-norma yang diatur oleh UUD/Peraturan Pemerintah. Kepedulian sosial yang ada pada tradisi weh-wehan terwujud dalam tiga bentuk kegiatan yaitu kegiatan silaturahim, dermawan, dan saling menghargai. Bentuk utama dalam kepedulian sosial pada tradisi weh-wehan adalah silaturahim, hal tersebut dikarenakan silaturahim merupakan kebutuhan secara fitrah dan sosial. Bentuk utama silaturahim dalam tradisi weh-wehan adalah sikap pemaaf dari masyarakat, kemudian saling mengunjungi, dan menyenangkan suasana hati pada saat tradisi weh-wehan berlangsung.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.