SIMBOL GENDHÈNG LANANGAN PADA ATAP RUMAH TRADISIONAL KUDUS DALAM PERSPEKTIF KOSMOLOGI JAWA-KUDUS
(1) Dosen Jurusan Seni Rupa, Universitas Negeri Semarang
Abstract
Setiap gerak-gerik dalam kehidupan manusia, berada dalam kuasa Allah SWT dan segala sesuatu dalam hidup manusia pun senantiasa diselaraskan dengan kehendak Allah SWT dan alam semesta yang melingkupinya. Pandangan secara kosmologikal tersebut, menjadi sebuah pedoman hidup masyarakat Kudus Kulon, yang kemudian tervisualisasi dalam setiap bagian rumah tempat tinggal mereka; salah satunya pada gendhèng yang berada di bagian puncak tertinggi atap rumah yaitu gendhèng lanangan. Masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana perwujudan bentuk gendhèng lanangan pada atap rumah tradisional Kudus; (2) Sebagai simbol, gendhèng lanangan pada atap rumah tradisional Kudus terkandung makna apa dalam perspektif kosmologi Jawa-Kudus. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interdisiplin. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, kemudian dianalisis mengggunakan alur reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, gendhèng lanangan terbuat dari bahan tanah liat yang dibakar (keramik), ditempeli beling (pecahan kecil keramik porselen) putih. Gendhèng lanangan menggunakan pola hias motif flora, dengan pola pemasangan gendhèng lanangan di tengah, gendhèng pengapit di kanan dan kiri, gendhèng bulusan pada bagian ujung sebagai penutup. Ketiga jenis gendhèng tersebut selanjutnya dipasang berjajar yang kemudian disebut dengan gendhèng wayangan. Kedua, makna simbolis hiasan gendhèng lanangan ini menggambarkan keyakinan dalam hal penghambaan dan kecintaan manusia terhadap penciptanya. Hiasan gendhèng lanangan tersirat simbol tentang falsafah dalam kosmologi Jawa mengenai harmonisasi empat anasir dalam kehidupan manusia yang bertujuan untuk menjaga keselarasan antara mikrokosmos dan makrokosmos di alam semesta.Â
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Darmawanto, Eko. 2015. “Wuwungan sebagai Simbol Identitas Budaya Lokalâ€. Tesis. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Eliade, Mircea. 2002. Sakral dan Profan: Menyingkap Hakikat Agama. Terjemahan Nuwanto. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Endraswara, Suwardi. 2006. Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2010.
Syaamil Al-Quran Miracle the Reference. Bandung: Sygma Publishing.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Baru. Jakarta: Radar Jaya Offset.
Ocvirk, Otto G. 2001. Art Fundamentals: Theory and Practice. New York: The McGraw-Hill Companies.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Said, Nur. 2012. Tradisi Pendidikan Karakter dalam Keluarga : Tafsir Sosial Rumah Adat Kudus. Kudus: Brilian Media Utama.
Sastroadmidjojo, Seno. 1964. Renungan Tentang Pentundjukan Wajang Kulit. Jakarta: Kinta.
Suwarno. 2007. “Makna Simbolis Hiasan Wayangan pada Atap Rumah Tradisional Kudusâ€. Jantra, II (3), 191-197.
Triyanto. 2001. Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus. Semarang: Kelompok Studi Mekar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.